Amal yang Sulit Dilakukan

Dermawan itu saat kita memiliki kelebihan harta benda, bukan? Namun, tidak demikian dengan orang yang beriman, bagi mereka dermawan tidak ada waktu dan batasnya karena memang harus setiap saat, baik sedang kesulitan ekonomi maupun sedang lapang dalam urusan rezeki.

Memiliki kelebihan harta ataupun tidak, dermawan tetap berjalan karena yakin Allah pasti berkomitmen—mustahil ingkar— terhadap firman-Nya. Satu rupiah kita keluarkan, balasannya pasti akan lebih dari itu asalkan kita yakin dengan janji Allah. Bagi orang beriman, balasan Allah bukan semata-mata tujuan karena menyenangkan orang lain dengan rezeki yang kita miliki itu jauh lebih utama dari apa pun.

Menjaga diri dari perbuatan tidak terpuji saat sendirian. Terkadang kita sering menampilkan diri sesaleh mungkin di depan orang lain. Namun, saat sendirian, kita malah asyik dengan kemaksiatan karena merasa bebas dan tidak ada orang lain yang melihat. Padahal, Allah tentu saja melihat segala apa yang kita lakukan—jangankan itu, isi hati kita saja Allah tahu.

Menjadi hamba Allah yang sempurna memang susah—bahkan mustahil—karena kita tempatnya berbuat khilaf dan salah. Namun, hal itu bukan alasan untuk kita berleha-leha asyik dengan kemaksiatan ketika sendirian. Ingat, Allah menonton perilaku kita. Sejatinya, kita malu kalau saat sendirian iman dan akhlak saleh kita malah kalah dengan ajakan setan.

Berkata yang sebenarnya kepada orang yang disegani atau orang yang diharapkan kebaikannya. Menyampaikan kebaikan kepada orang yang disegani atau ditakuti, kepada penguasa, misalnya, memang perbuatan sulit, kecuali orang-orang yang beriman yang diikuti hati yang ikhlas tanpa pernah sekalipun sombong di hadapan orang yang dinasihati.