Dr. Yusuf al-Qaradawi mengumumkan pengunduran dirinya dari Dewan Ulama Al-Azhar, sebagai protes dirinya terhadap kebijakan Syeikh al-Azhar Dr. Ahmad al-Tayeb.
Qaradawi mengatakan dalam sebuah pernyataan di halaman resmi Qaradawi di Facebook, “Selama ini al-Azhar selalu melaksanakan misinya, menasehati untuk Allah dan Rasul-Nya, untuk Kitab-Nya, dan para pemimpin kaum Muslimin serta Umat keseluruhannya, di era pemerintah Mamluk , Turki, dan Khedivial serta raja-raja, dan al-Azhar memimpin Revolusi melawan Prancis, dan juga melawan Inggris, dan tetap teguh memimpin rakyat hingga datangnya revolusi yang kemudian merubah dirinya.”
Qaradawi menegaskan bahwa rakyat Mesir sedang di uji dengan berubahnya al-Azhar. Ia menjelaskan,” saya mengajukan pengunduran diri dari Dewan Ulama Senior kepada rakyat Mesir yang merupakan pemilik asli dari al-Azhar, dan bukan kepada syeikh Tayeb, dimana saya menganggap bahwa kedudukan Syaikh al-Azhar saat ini sedang dirampas dengan kekuatan senjata oleh kudeta militer, seperti halnya kedudukan Presiden Mesir yang juga dirampas olehnya. dan suatu hari nanti kebebasannya akan kembali kepada rakyat, dan memberikan haknya kepada yang berhak, dan hendaknya para Ulama memilih Syaikh mereka sendiri, Dewan ulamanya sendiri, dengan kehendaknya yang bebas, untuk nantinya bisa mewakili aspirasi mereka, dan bukan hanya mewakili aspirasi dirinya sendiri.
Perlu dicatat bahwa Dewan Ulama didirikan akhir Juni 2012 yang bertugas untuk memilih Syaikh al-Azhar saat posisi tersebut kosong karena meninggalnya Syaikh terdahulu pada umur 80 Tahun, kemudian salah tugasnya adalah memilih Mufti Mesir, dan menangani masalah keagaman yang menjadi perdebatan,serta membahas isu-isu sosial yag dihadapi dunia Islam dan Masyarakat Mesir dengan dasar Syar’i. Selain itu Dewan juga bertugas untuk memeriksa perkembangan kurikulum Universitas al-Azhar, dan mengadakan muktamar tahunan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ulama. (hr/im)