Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengutuk keras kebijakan pemerintah Swedia yang akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat sesuai dengan perjanjian 1967.
Dalam pernyataan persnya pada Sabtu (04/10) malam, Menlu Avigdor Lieberman mengatakan “akan lebih baik untuk perdana menteri baru Swedia untuk fokus pada hal-hal yang lebih mendesak di Timur Tengah, seperti pembunuhan massal di Suriah dan Irak, serta negara-negara lainnya,” seperti dilansir surat kabar Jerusalem Post.
Rencananya Lieberman akan memanggil Dubes Swedia dalam waktu dekat ini.
Dalam pidato pelantikan PM baru Swedia Stefan Lovfen di depan anggota parlemen hari Jum’at (03/10) kemarin, menyatakan bahwa dirinya bermaksud untuk mengakui Palestina menjadi sebuah negara merdeka dan berdaulat.
Lovfen mengatakan “konflik antara Israel dan Palestina dapat diselesaikan hanya melalui solusi berdasarkan dua negara, yang dinegosiasikan sesuai dengan hukum internasional. Dan Swedia bermaksud mengakui Palestina sebagai sebuah negara yang utuh. (Rassd/Ram)