eramuslim.com – Aktivis Australia CJ Werleman memberikan tanggapan tajam terhadap pernyataan yang dibuat oleh Phil Gordon, Asisten Presiden Amerika Serikat dan Penasihat Keamanan Nasional untuk Wakil Presiden Kamala Harris.
Pernyataan Gordon yang dipublikasikan di media sosial X pada 8 Agustus 2024, menyatakan komitmen Kamala Harris untuk mendukung Israel dalam mempertahankan diri dari Iran dan kelompok-kelompok teroris yang didukung oleh Iran, serta menegaskan bahwa Harris tidak mendukung embargo senjata terhadap Israel. Gordon juga menekankan upaya Harris dalam melindungi warga sipil di Gaza dan menegakkan hukum humaniter internasional.
“Wakil Presiden Kamala Harris telah menegaskan: Dia akan selalu memastikan bahwa Israel mampu mempertahankan diri dari Iran dan kelompok teroris yang didukung Iran. Dia tidak mendukung embargo senjata terhadap Israel. Dia akan terus bekerja untuk melindungi warga sipil di Gaza dan menegakkan Hukum Humaniter Internasional.” ujar Gordon.
CJ Werleman, merespons dengan kritik pedas terhadap hubungan antara Israel, Amerika Serikat, dan Iran.
Dalam tanggapannya, Werleman menyatakan, “Ini mengungkapkan hubungan simbiosis antara Israel, Amerika Serikat, dan Iran. Iran tidak pernah menyerang Israel, Hezbollah hanya melakukan operasi gangguan di perbatasan Lebanon. Tetapi Israel memanfaatkan ketakutan terhadap Iran untuk mendapatkan lebih banyak senjata dari AS, yang kemudian digunakan untuk membunuh warga Palestina. Israel menang. Kontraktor pertahanan AS menang. Iran mendapatkan kemenangan PR di Timur Tengah dengan berpura-pura menjadi musuh AS dan Israel.”
Pernyataan Werleman ini mencerminkan pandangannya bahwa konflik di Timur Tengah, khususnya yang melibatkan Israel, Iran, dan Amerika Serikat, sering kali didorong oleh kepentingan politik dan ekonomi yang kompleks.
Menurutnya, Israel memanfaatkan ancaman yang dianggap dari Iran untuk terus mendapatkan dukungan militer dari Amerika Serikat, sementara Iran secara tidak langsung mendapatkan keuntungan dengan mempertahankan citra sebagai musuh utama Israel dan Amerika Serikat di kawasan tersebut.