60 Tahun Jadi Guru Ngaji, Syekh Abdulaty Wafat saat Tadarus Alquran

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al Mu’minuun (23): 99–100)

 

Lebih lanjut, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Mulk Ayat 2, bahwa setiap jiwa yang hidup akan menghadapi kematian, dan semua yang dilakukan semasa hidup akan diadili di hari pengadilan. Tak sedikit manusia yang menganggap bahwa hari itu tak akan datang sehingga meremehkannya.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا

وَنَرَاهُ قَرِيبًا

Artinya: “Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).” (QS Al Ma’aarij (70): 6–7)

Berpulangnya Syekh Abdulaty Ali tentunya memberi duka yang mendalam. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa mengasihinya dan menempatkannya pada tempat tertinggi di surga. Kita patut yakin bahwa Allah akan memberikannya kedamaian dalam surga.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa menuntun kita untuk selalu berada di jalan yang benar. Semoga kita meninggal dalam keadaan sedang mengagungkan nama-Nya dan mendapatkan ampunan dari Yang Maha Kuasa. (ok)