5 Sikap Nabi terhadap Orang Sakit

3. Mendoakan

Ketika menjenguk orang sakit, Nabi Muhammad selalu berdoa agar Allah memberikan kesembuhan dan mengangkat penyakitnya. Terkadang Rasulullah juga menyertakan doa pengampunan dosa dan perlindungan agama untuk mereka yang sedang sakit.

Ada banyak doa yang disampaikan Nabi Muhammad untuk sahabatnya yang sakit. Di antaranya adalah doa Rasulullah ketika menjenguk sahabat Salman al-Farisi berikut:

“Semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia.”

4. Meringankan beban Orang Sakit

Nabi Muhammad sadar bahwa orang sakit itu payah. Oleh karenanya, ia memberikan keringanan kepada orang sakit. Misalnya, ia meminta sahabat perempuan Rufaidah untuk mengobati Sa’ad bin Muadz yang terkena anak panah pada saat Perang Khandaq.

Rufaidah adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk menangani orang yang sakit. Sebaliknya, Nabi Muhammad ‘marah’ ketika ada seseorang yang memperketat suatu hukum terhadap mereka yang tengah sakit. Terkait hal ini, ada cerita dari Jabir bin Abdullah.

Diriwayatkan bahwa suatu ketika Nabi dan teman-temannya berada dalam satu perjalanan. Di tengah jalan, ada satu di antara mereka yang kepalanya terkena batu. Singkat cerita, orang yang kepalanya terkena batu tersebut mimpi basah. Dia bertanya kepada teman-temannya yang lain, apakah ada keringanan baginya untuk bertayamum, sebagai pengganti mandi besar.

Teman-temannya menjawab bahwa tidak ada keringanan baginya. Orang tersebut kemudian mandi dan kemudian meninggal dunia. Mendengar hal itu, Nabi Muhammad ‘marah.’ Kata Nabi, orang-orang yang menjawab ‘tidak ada keringanan’ tersebut seharusnya bertanya manakala tidak tahu. Jangan menjawab sesuatu yang mereka tidak tahu sehingga menyebabkan konsekuensi yang fatal, hingga nyawa temannya sendiri melayang.

Cukuplah bagi orang itu untuk bertayamum dan menaruh perban pada lukanya kemudian membasuh di atasnya, dan mencuci seluruh badannya,” kata Nabi Muhammad seperti dikutip dari buku Nabi Sang Penyanyang (Raghib As-Sirjani, 2014).