“Mereka menjaga pakaian mereka dengan bersih dan orang-orang menghiasi diri dengan gelang emas. Mereka murah hati satu sama lain, menghormati tamu mereka dan memperlakukan dengan baik orang-orang yang mencari perlindungan kepada mereka, dan semua yang datang untuk mengunjungi mereka. Mereka tidak mengizinkan siapa pun untuk mengganggu atau merugikan tamunya tersebut.”
Bahkan Ibn Fadlan (b.877 -.?), meskipun tidak menghargai kebiasaan kebersihan pribadi mereka, memuji mereka sebagai “spesimen fisik yang sempurna” dan menggambarkan mereka sebagai “setinggi pohon kurma”, perbandingan ini bisa dikatakan telah menjadi salah satu pujian tertinggi yang diterima dari seorang Arab di saat-saat itu.
- Prajurit Viking
Dari abad ke 8 hingga abad ke 11, Viking yang terkenal atas penjelajahan ke seantero dunia disebut-sebut oleh beberapa sejarawan sebagai sebuah prestasi yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
Ekspedisi mereka dikatakan telah diperluas dari Eropa Barat ke Asia Tengah, dari titik inilah sebuah sumber menunjukkan sejauh mana Viking memiliki kontak dengan Peradaban Islam.
Meskipun Viking telah diusir dari beberapa kota di Eropa Barat dan Timur, sejarawan menguraikan bahwa ketika Muslim menguasai sebagian eropa, seperti yang diatur oleh Abbasiyah, populasi Viking di “emporium Islam tersebut jumlahnya melebihi prediksi”.
Meskipun mereka tidak dihormati menurut pendapat orang-orang di Al-Andalus, serangan prajurit viking menunjukkan bahwa kekuatan militer dan strategi mereka sangat efektif. Arkeolog Bjørn Myhre berpendapat bahwa, “Mereka (Viking) bukanlah kaum barbar yang bodoh. Mereka tahu persis strategi militer dan tekanan atas ideologi yang mereka hadapi.”
Salah satu catatan dalam artikel Omar Mubaidin menguraikan bahwa “Armada Viking menenggelamkan armada Lisbon, Seville, Cadiz dan Algeciras di Emirate of Cordova dan Asilah di Maroko.