Eramuslim – Untuk pertama kalinya dalam 4 tahun meletusnya revolusi Suriah pada bulan Januari 2011 lalu, pemerintah Syiah Suriah mengumumkan keberhasilan mereka bersama milisi Syiah Hizbullah dan pasukan Iran dalam merebut wilayah perbatasan Suriah-Tanah Palestina yang tengah diduduki Zionis-Israel.
Seperti dikutip Saluran Televisi Pemerintah dari seorang komandan lapangan mengatakan “Operasi gabungan antara milisi Syiah Hizbullah Lebanon dengan Garda Revolusi Syiah Iran yang dipimpin Presiden Syiah Bashar Al Assad telah berhasil memukul mundur pemberontak.”
Sementara itu seorang sumber militer Suriah lainnya mengatakan kepada AFP bahwa tujuan dari operasi militer di pedesaan Daraa dan Quneitra adalah untuk mengamankan perbatasan dengan negara-negara tetangga.
Sedangkan kantor berita Suriah SANA menyatakan bahwa tentara gabungan pemerintah dengan milisi Syiah kini melancarkan operasi besar-besaran di wilayah pinggiran provinsi Damaskus, Quneitra, dan Dara.
Hal senada juga dilontarkan direktur umum Observatorium Suriah untuk HAM, Rami Abdel Rahman, kepada kantor berita AFP hari Rabu (11/02) ini.
Dalam keterangannya, Rami menyatakan bahwa tentara gabungan yang dipimpin milisi Syiah Hizbullah telah berahasil merebut kota-kota di Daraa dan Quneitra serta pinggiran provinsi Damaskus.
Sebelumnya kedua wilayah tersebut berada dibawah kekuasaan mujahidin Jabhah Nusra yang mundur menghindari serangan intensif dari darat dan udara oleh pasukan Suriah. (Shorouk/Ram)