Studi Internasional Nyatakan Timur Tengah Tempat Yang Buruk Bagi Kebebasan Berekpresi Dan Berpendapat

A Bahraini Shiite Muslim sprays the word "Freedom" on a wall during a rally to show their solidarity with Abdul Hadi al-Khawaja, a prisoner who began his hunger strike 74 days ago, in the village of Jidhafs, West Manama on April 24, 2012. AFP PHOTO/STR  --BAHRAIN OUT-- (Photo credit should read -/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Tiga buah studi yang baru-baru dilakukan oleh sejumlah lembaga asing pada bulan Agustus ini kembali menunjukan bahwa kawasan Timur Tengah adalah tempat yang sangat buruk bagi kebebasan berekpresi dan berpendapat.

Dalam hasil tiga studi terpisah yang dilakukan oleh Institut Cato, Fraser Institute, dan Institute of liberal Fondation Friedrich Naumann menyatakan bahwa 3 dari 10 besar di peringkat terakhir di duduki oleh negara-negara Arab.

Yaman yang kini dilanda pemberontakan oleh kelompok Syiah Houthi menduduki peringkat ke 148 dari 152 negara, kemudian Aljazair di peringkat ke 146, Arab Saudi di peringkat ke 141, dan Mesir di posisi 136.

Sedangkan untuk peringkat pertama dengan kebebasan berekpresi dan berpendapat ditempati oleh hongkong, Swiss, Finlandia, Denmark, dan New Zealand di urutan ke lima.

Penilaian sendiri berdasarkan jaminan hukum terhadap kebebasan berekpresi dan berpendapat di suatu negara, kebebasan untuk mendirikan organisasi keagamaan atupun buruh, serta tingkat kebebasan pers, individu dan ekonomi. (Cnnarabic/Ram)