Tips Agar Terhindar Dari Bencana

Ternyata, banyaknya bencana dan musibah disebabkan oleh tingkah manusia yang tak tau terima kasih. Sudah dihujani bermacam nikmat, mereka lupakan, bahkan kenikmatan itu digunakan untuk menentang-Nya. Jangan salahkan bencana, karena Allah berjanji tidak akan menurunkan adzab jika manusia bersyukur atas nikmat-Nya.

Lebih dari itu, dalam ayat ini Allah mendahulukan kata syukur sebelum kata iman. Ini menunjukkan bahwa keimanan itu bergantung pada pengetahuan manusia tentang nikmat dan berapa besar rasa syukurnya. Semakin ia menyadari besarnya nikmat yang ia terima dan semakin ia bersyukur maka keimanannya otomatis akan bertambah.

Dalam ayat lain di Surat Luqman, sebelum disampaikan nasihat Luqman tentang jangan menyekutukan Allah, Allah mendahulukan pesan tentang syukur.

Dan sungguh, telah Kami Berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.” (Luqman 12)

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman 13)

Bagaimana cara bersyukur?

Dalam Islam, bersyukur memiliki tiga bentuk, yaitu:

1. Syukur dengan hati. Meyakini semua nikmat itu datangnya dari Allah, bukan murni karena usaha manusia.

2. Syukur dengan lisan. Mengucapkan Alhamdulillah.

3. Syukur dengan perbuatan. Menggunakan segala nikmat Allah sesuai dengan apa yang diinginkan Pemberinya.

Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).” (Saba 13)

Pada akhirnya, dibalik rasa syukur ada janji Allah untuk menambah segala nikmat yang telah ia berikan. Bersyukurlah, Pasti kan Kutambah !

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan Menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab -Ku sangat berat.” (Ibrahim 7). (Inilah)