Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam laporannya hari Senin (11/11) menyatakan bahwa pihaknya telah gagal melakukan vaksinasi terhadap 165 ribu anak di 2 wilayah provinsi Sudan, akibat meletusnya bentrokan bersenjata antara pasukan pemerintah Sudan dengan pemberontak.
Negara bagian Kordofan Selatan dan Blue Nile yang dekat dengan perbatasan Sudan Selatan, kembali menjadi ajang pertempuran antara pasukan pemerintah Sudan dengan pemberontak dari Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Sudan – Utara.
Direktur operasi di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan , John Ging mengatakan dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB hari Senin “Khartoum dan pemberontak telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dan teknis pelaksanaan vaksinasi di Kordofan Selatan dan Blue Nile yang direncanakan dari tanggal 5-12 November ini.”
“Jika pemerintah Sudan memberi lampu hijau bagi PBB untuk melakukan vasksinasi, kami akan berada di 2 provinsi tersebut pada hari berikutnya dan akan mampu untuk memvaksinasi sekitar 165 ribu anak-anak di kedua wilayah dalam waktu 4 hari saja,” tambah Ging.
Aksi kekerasan terus meningkat di wilayah Republik Sudan setelah pemisahan diri antara Republik Sudan dengan Sudan selatan pada tahun 2011, pemerintah Khartoum menuduh Juba turut mendukung para pemberontak di Sudan, namun tuduhan ini dibantah pemerintah Juba.
PBB mencatat pada tahun 2010 lalu, negara Republik Sudan, Sudan selatan , Ethiopia , Kenya , Uganda , menyatakan daerah tersebut bebas dari virus polio. (skynewsarabia/lndk)