Penulis: Siti Aisyah Nurmi

Ibadah Haji harus dijalani dengan penghayatan yang tinggi yang justru dengan penghayatan tersebut segala kesulitan dan tantangan akan sirna dan menjadi tidak berarti.

Crowded-crowded-crowded, apa boleh buat, begitulah adanya. Sejak turun dari pesawat menunggu antrian imigrasi, antri jatah bis, antri kamar mandi, antri makan, sampai antri jumroh. Sabar adalah obat dan solusinya, selain berbagai kiat lain yang mampu meringankan beban ini.

Bagaimana caranya dua sejoli calon pengantin saling mengenal pandangan hidup masing-masing sebelum melangkah ke pelaminan?

Dalam menghadapi Haji yang paling penting tetaplah persiapan taqwa agar halangan apapun dan kesulitan apapun pasti teratasi dengan hati lapang.

Dalam ajaran Islam yang mulia ini, sebenar apapun kita bergembira, tetap kita tak boleh berlebihan hingga melupakan ajaran Islam itu sendiri.  

Wahai kaum ibu, di saat para bapak asyik masyuk dengan Allah di masjid-masjid ber-’itikaf, mengapa kalian bersibuk-sibuk keluar masuk mal berbelanja?

Masih adakah para orangtua yang heran mengapa seorang anak tetap melakukan apa yang dilarang?

Tiada amal yang diterima tanpa ilmu yang mendasarinya, hendaknya sejak kecilpun anak sudah mulai berkenalan dengan referensi tanpa dipaksakan

Apa-apa yang mengingatkannya pada kenangan manis di masa kecil akan selalu menjadi kerinduan sekaligus menjadi motivasinya di masa dewasa

Masihkah kita menyangka bahwa zaman sudah berubah dan kini musuh-musuh Islam sudah beristirahat dari memerangi kita?