Penulis: Satria Hadi Lubis

Orang-orang yang tertipu oleh kehidupan dunia ini berupaya menghilangkan rasa kesepiannya dengan mencari jalan di luar zikir kepada Allah SWT.

Jika seseorang sudah bertaubat dari zina (atau pencurian, minum khamer, dan lainnya) dan urusannya belum sampai kepada penguasa Islam yang menegakkan syari’at, maka had zina (cambuk atau rajam) gugur dari orang yang bertaubat tersebut.

Memperturuti rasa cinta memang enak dan menyenangkan, tapi cinta yang tak terarah ibarat racun rasa madu. Membuai tapi menghancurkan.

Kebiasaan adalah gabungan antara pengetahuan, sikap dan pengalaman.

Lalu pertanyaannya adalah apa batasan kesabaran yang mengharuskan kita membela diri dari perlakuan zalim orang lain.

Akibat menunggu pernikahan yang terlalu lama, mungkin saja salah satu pihak berubah pikiran karena godaan atau halangan dari lingkungan.

Untuk menghapus rasa kecewa dan melupakan lelaki tersebut solusinya adalah ‘saingi’ rasa cinta/senang kepada lelaki itu dengan cinta kepada Allah SWT.

Hidup harus dikendalikan oleh akal sehat yang dituntun oleh syariat Islam. Jangan hidup kita dikendalikan oleh perasaan. Walau perasaan itu adalah perasaan sayang dan cinta kepada orang lain.

Subhanallah begitu mulia keinginan Anda untuk selalu sholat fardhu berjama’ah di masjid di tengah-tengah lingkungan sekarang yang semakin melecehkan pentingnya hal tersebut.

Banyak tujuan dalam hidup ini yang tidak mungkin bisa dicapai tanpa kerja sama dengan orang lain