Penulis: Saad Saefullah

Buntut dari tragedi berdarah-keji yang dilakukan oleh Israel terus bergulir. Kali ini, Direktur IHH mengatakan bahwa Zionis berbohong. Dia menegaskan bahwa Israel melemparkan mayat-mayat aktivis kemanusiaan ke laut setelah membunuhnya.

Guardian, mengutip Yalcin Buyuk, wakil ketua dewan kedokteran forensik Turki, mengatakan bahwa sembilan orang ditembak sebanyak 30 kali.

Surat kabar itu mengungkapkan bahwa pemberian medali ini tampaknya akan semakin mengobarkan ketegangan antara Israe dan Turki.

“Saya akan melakukannya lagi,” begitulah pernyataan mantan Presiden AS, George Bush perihal hukuman waterboarding yang kerap dilakukan oleh badan intelijen AS. Hal itu ia katakan kepada Grand Rapids, beberapa waktu lalu.

Dalam insiden berdarah Senin pagi, kapal perang Israel ternyata mengancam akan menenggelamkan kapal Tokalak, yang dikomandani oleh Kapten Huseyin. Ketika sudah sampai di kapalnya, menurut Kapten Huseyin yang asal Turki ini, tentara Israel langsung menyerang ia dan kru kapalnya.

Apa yang digunakan oleh Israel ketika menyerang para aktivis di dalam kapal Armada Kebebasan? Menurut salah seorang aktivis yang dideportasi Israel ke Yordan, Komando Angkatan Laut Israel menggunakan tongkat pemukul, gas air mata, granat, peluru karet berlapis dan amunisi berbahaya selama penyerbuan kapal bantuan menuju Gaza tersebut.

Lebih dari 40% warga Norwegia dilaporkan telah memboikot produk Israel. Inilah jajak pendapat terbaru yang dikeluarkan oleh tablodi Verdens Gang, hari Rabu kemarin, hanya dua hari setelah serangan mematikan Israel terhadap Armada Kebebasan.

Menurut Haaretz, mereka juga membela dan “berperang” melalui keyboard komputer dan ponsel, berjuang untuk menyelamatkan citra Israel di Facebook, Twitter dan jejaring sosial berbasis internet lainnya.