Israel: Hanya Menggunakan Bahasa Kematian

Penyerangan ini jelas sekali untuk mengambil tanah Palestina dan mengusinya. Anak-anak Palestina, berserakan di jalanan dan rumah sakit Gaza seakan tengan tertidur menjadi metafora masa depan. Mulai  sekarang, Israel hanya berbicara dengan bahasa kematian kepada Palestina. Dan, mau tak mau, untuk lebih dari 1000 juta jiwa hasil kebiadaban Israel, bahasa seperti itu pula yang mungkin akan dipakai oleh Palestina. Inilah awal yang mungkin akan menghapus semua rejim Israel atas Mesir, Yordan, Syria, Lebanon dan terutama Palestina.

Gaza: Kebohongan Pertama Obama

Sebelum mulai menduduki kekuasaannya di Gedung Putih, Obama harus menghadapi kenyataan bahwa puluhan ribuan orang di Kairo, Beirut, Amman, Doha, Paris, Athena ,London, Berlin, Paris, Roma,  Istanbul, Sydney dan ibokota negara lainnya turun ke jalan, dengan kemarahan yang sama terhadap AS. Tidak seperti presiden AS lainnya yang setidaknya untuk basa-basi mengkritisi Israel, Obama diam seribu bahasa. Kalimat pendeknya, “Tewasnya warga sipil Gaza merupakan sumber dari perhatian kita,’ ucap Obama. Pernyatan Obama itu, justru dicerca, dan dipandang hina dina, serta dikritik habis-habisan oleh hampir semua orang dan media di AS.

Israel Gagal Total di Perang Media

Dalam semua aspek dan persepektif yang ada, sangat sulit menerima dan memahami apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza. Bahkan ketika seseorang menyampaikan empati terhadap “serangan balasan Israel” akan Hamas, siapapun tidak akan bisa menemukan pembenaran kelakuan bejat taktik militer Negara Zionis itu.

Berdiri di Atas Tanah Rampasan

Berbicara dengan seorang Yahudi mungkin akan membuat kita bingung. Bahkan sekarang, ketika Angkatan Udara Israel sedang melumatkan ratusan orang sipil di Jalur Gaza, mereka masih tetap saja bersikeras bahwa merekalah sebenarnya korban kekerasan yang sesungguhnya.

Intifada III: Saatnya Melawan Lagi Dengan Batu?

Apa yang dilakukan Israel sekarang ini—mengisolasi Gaza, mempersempit wilayah, mengadu domba semua elemen Palestina—hanya mempunyai satu tujuan: menghancurkan Palestina ke akar-akarnya. Agar Palestina tak lagi bersuara dengan satu pikiran. Sekarang, jika Intifadah III bukan suatu pilihan, masihkah ada alternatif lain?