Dosa-Dosa AS Terhadap Dunia Islam

Obama, dalam pidatonya, mengatakan bahwa AS sama sekali tidak sedang berperang terhadap dunia Islam. Tapi pernyataannya ini sama sekali bertentangan dengan segala fakta yang telah terjadi selama ini. Dr. Ayman al-Zawarihi, seorang ulama internasional, mengatakan, karena pidato dan kunjungan itu, dunia Islam, terutama negara-negara Arab seperti melupakan “dosa-dosa” AS terhadap dunia Islam selama ini. “Apakah kita sudah melupakan siapa Amerika?”

Bioskop Saudi Pertama Dalam 30 Tahun Dibuka, Penonton Membludak

Film ini diproduksi oleh Rotana, sebuah perusahaan film baru yang dimiliki oleh Pangeran Al Walid Bin Talal. Sebelumnya, film ini ditayangkan di Jeddah dan Taif, dan ditonton sekurang-kurangnya 25.000 penonton laki-laki dan 9.000 penonton perempuan. Para ulama Saudi sudah berusaha mengeluarkan protes terhadap pembukaan bioskop dan penyangan film ini, namun seperti biasanya, ditanggapi dingin oleh kerajaan.

Misi Menghapus Taliban, Sia-Sia?

Akhirnya, menurut berbagai media yang dirilis di Barat, hanya ada satu yang bisa mengalahkan Taliban: menghapus pengaruh Taliban di semua wilayah dan hati orang-orang Pakistan. Namun itu merupakan pekerjaan yang lama sekali, karena menghapus pengaruh berarti mendirikan kembali sistem pendidikan di Pakistan sendiri. Jika ini dilakukan, maka opsi yang tersisa hanyalah sebatas investasi yang rawan dan mudah pecah sewaktu-waktu, karena pemerintah Pakistan melakukannya tidak dengan ketulusan hati untuk memberikan yang terbaik kepada rakyatnya sendiri.

Raja Abdullah dan Hegemoni AS di Arab Saudi

Saat ini Saudi tengah menggembar-gemborkan reformasi di negaranya. Beberapa pengamat Islam memprediksi bahwa diangkatnya Raja Abdullah akan berbeda sama sekali dengan Raja Fahd. Raja Abdullah yang tak pernah mengenyam “pendidikan formal” di luar negeri tadinya diharapkan akan memberikan angin perubahan yang baru yakni lebih pro kepada Islam. Karena sebelumnya, Raja Fahd begitu ketat terhadap segala sesuatu yang berbau perkembangan Islam.

Hamas: Obama Mengabaikan Hak Hidup Palestina

Dalam pidato itu, Obama juga meminta Hamas untuk mengakui Israel, sesuatu yang mustahil dilakukan oleh Hamas, karena itu berarti mengakui penjajahan Israel atas Palestina. Bukan hanya pada Hamas, Obama juga bersikeras agar Negara-negara Arab menjalin hubungan yang normal dengan Israel selain juga membantunya. Menurut Barhum, jika itu dilakukan, maka negara-negara Arab sama saja dengan membenarkan penjajahan Israel pula.

Ketika Obama Membeli Negeri-Negeri Arab

Ketika berbicara tentang Yahudi, ia menyodorkan konsep dua negara, dengan retorika, “Orang-orang Israel harus tahu bahwa hak-hak orang Yahudi Israel tak akan bisa ditolak, sama dengan hak-hak orang Palestina.” Lihatlah, Obama menyebutkan Israel terlebih dahulu, seolah-olah Palestina adalah yang datang belakangan dan mengganggu eksitensi Israel.

Khaled Misyal: Obama Tak Membawa Terobosan Apapun

Ketika Obama mengatakan dalam pidatonya “Bukan sebuah keberanian atau kekuatan menembak dan meluncurkan roket pada anak-anak yang sedang tidur, atau membom bis yang penuh dengan perempuan tua. Ini bukan tentang otoritas moral, tapi ini adalah kemunduran.”, Misyal menanggapi dengan dingin, “Aksi Palestina adalah reaksi. Apa yang kami lakukan adalah untuk menolak penjajahan," ujarnya. "Ini adalah pertahanan diri. Mengapa di Amerika mendukung Mujaheddin terhadap Soviet di Afghanistan? Mengapa Inggris mendukung Prancis terhadap Nazi? Mengapa Anda memiliki revolusi melawan Inggris? Mempertahankan diri."

Obama Bukan Mesias

Toko-toko di seantero negeri menjual souvenir dengan judul "Obama – Tutankhamen baru di dunia." Dalam budaya dan kebiasaan Mesir, ini artinya super-pujian. Padahal, satu jam Obama berpidato sama sekali ia tak bisa memenuhi harapan seperti itu, tidak pula dalam dua jam sambutannya. Mesias adalah seorang penyelamat atau raja agung dalam agama Yahudi, dan Tutankhamen adalah sebuah simbol kebesaran Mesir

Beda Israel Dengan Negara Lain

Di semua negara-negara lain, maka pengusiran dari kelompok populasi tertentu disebut sebagai "pembersihan etnis" dan para pelakunya dihukum karena melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan – tetapi di negara Yahudi, yang disebut "pengungsian" untuk para pemukim adalah hukum dan normatif.

Pakistan Bebaskan Tersangka Peristiwa Mumbai

Tetapi walaupun begitu, kepastian dibebaskannya Muhammad Said dari penjara sendiri belum begitu jelas. “Walaupun pemerintah begitu mudah melepaskan Hafiz Sahib, mereka akan dengan mudah bisa selalu menangkapnya kembali kapanpun mereka mau.” demikian juru bicara itu. Muhammad Said sendiri bukan sekali ini saja dijebloskan ke dalam penjara.