Penulis: Magdalena

Presiden AS Barack Obama dengan sikap "manis"nya ternyata merancang agenda khusus agar negara-negara Arab mau menerima Israel. Obama yang dipuji-puji akan membawa perubahan positif bagi perdamaian di Timur Tengah, tak ubahnya sebagai agen yang bekerja untuk Israel.

Diplomat AS yang akan memangku jabatan itu adalah mantan dubes AS di PBB, Zalmay Khalilzad. Menurut Surat kabar New York Times, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai sudah menyetujui penunjukkan Zalmay sebagai kepala eksekutif untuk Afghanistan.

Dalam wawancara dengan harian Sunday Times, Zardari mengatakan, pasukan pemerintah akan memperluas operasinya di Swat ke distrik-distrik lainnya di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan yang menjadi basis dari para militan Taliban.

"Berhati-hatilah dengan pilihan kalian. Jangan biarkan mereka yang ingin menyerah pada musuh-musuh kita dan membuat negara ini kehilangan martabatnya, masuk ke kantor (kepresidenan) atas pilihan rakyat," tukas Khamenei.

Netanyahu hanya menyatakan bahwa ia mendukung pemerintahan di Palestina dan sama sekali tidak menyebut "negara". PM Israel itu malah mengingatkan AS akan konsekuensi jika Tepi Barat jatuh ke dalam kontrol Hamas seperti yang terjadi di Gaza.

Situs majalan GQ memuat gambar-gambar sampul laporan intelejen AS tentang perang Irak yang mencantumkan kutipan-kutipan Injil, kitab suci umat Kristiani. Sedikitnya adalah 11 halaman sampul yang memuat kutipan-kutipan alkitab yang menyertai ilustrasi gambar-gambar situasi perang dalam laporan bertajuk "Worldwide Intellegence Update."

"Semua negara, termasuk Iran, punya hak membangun program nuklirnya untuk keperluan damai. Jika Washington mengobarkan perang dengan Teheran, kita selayaknya membela Iran," kata Syaikh Qardawi seperti dilansir surat kabar al-Watan.

Apa yang diungkapkan para "pembantu" Netanyahu itu kuatkan oleh pernyataan oleh Dewan Keamanan Nasional Israel, Uzi Arad yang mendampingi perjalanan Netanyahu ke Washington. Pada para wartawan hari Minggu kemarin, Arad mengatakan bahwa tidak ada isu yang lebih penting bagi Israel, selain isu Iran dan pemerintah AS sadar akan hal itu.

Organisasi itu juga menyatakan, Israel harus menghormati perjanjian perbatasan tahun 1967 dan harus mengakhiri penjajahannya di wilayah Palestina.