Penulis: Darko Irman Kovacevic

Andai saja setiap dosa kita langsung dibalas oleh Allah, niscaya kita sudah hancur lebur tak brsisa. Allah Maha Sabar, Penerima taubat.

Yang benar adalah : waktu bekerja dan urusan dunia lainnya jangan sampai mengganggu waktu ibadah kita kepada Allah SWT. Karena kita diciptakan untuk beribadah, bukan untuk sibuk bekerja dan mengurus lainnya, sehingga ibadah kita menjadi minim (QS. 51 : 56).

Tidak ada jalan lain bagi pemerintahan, organisasi dan partai partai, selain menerapkan syariat Allah dan RasulNya. Sejak hari pertama menyatakan syahadat, maka ia harus melaksanakan aturan aturanNya. Jika tidak dilaksanakan, berarti ia telah melanggar, menghianati amanat Allah dan seluruh umat manusia.

Gimana tuh ada orang rajin shalat bahkan rajin hadir ngaji tetapi masih suka maksiat & nyakitin keluarga!? Itu disebut “nifaaqul ibaadah”, rajin shalat rajin berzina, rajin zikir rajin ngumpat, rajin ngaji rajin korupsi. Ini karena ibadah dan ngajinya tidak dengan Iman, Kesadaran dan Penghayatan, tidak faham tujuan, hikmah dan makna ibadah bahkan hanya Kompensasi, kecuali “yang pentingkan gue shalat!” dan ini jangan jadi dalih juga bagi yang malas ibadah.

Sudah sering kita merasa tegang dan amat cemas menghadapi suatu kejadian, tapi tenyata sudah bisa kita lalui, tak segawat yang kita cemaskan.

Semakin kita butuh kepada dunia, semakin kita tidak butuh akhirat. Begitu pun sebaliknya. Keduanya adalah kebutuhan yang tidak bisa disatukan. “Diantara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat” (QS. 3 : 152).

Mengenai demokrasi, Apabila hari ini kita tidak memilih , dan kita diam, maka besok kita akan dipaksa. Sesungguhnya aku melihat kilatan cahaya diantara debu debu yang beterbangan , nyaris menjadi kobaran api. Di depan kita komunisme dan sosialisme menghadang. Keduanya dalam konteks persekutuan bangsa bangsa sekarang, dianggap sebagai makna demokrasi. Orang orang penganut paham demokrasi tidak ada yang dikemukakan selain dua hal ini. Tetapi di depan kita masih ada peraturan, pengarahan, ajaran dan hukum Islam. maka Kita ini sebenarnya bukan pemilih, dan kita tidak bebas menentukan pilihan. Kita semua mengimani Islam sebagai agama dan pemerintahan.

Ustadz, mengapa waktu Romadhan aku semangat sekali ibadah, Alhamdulillah Alqur’an pun ku khatamkan, tetapi setelah Idul Fitri drop banget semangat, malah sudah 3 hari ini aku tidak membaca Alqur’an?. Sahabatku, itulah yang disebut “futur” masa turun iman. Iman itu turun naik, naik karena dijaga dengan trus semangat beramal dan turun karena tidak beramal, segera minta nasehat orang sholeh, kembali duduk dimajlis ilmu dan zikir, dan bangunkan kesadaran diri dengan INGAT MATI!.

Kesenangan di dunia tidak seberapa dibandingkan kenikmatan bersama Allah. “Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal” (QS. 42 : 36).

“Al Islam miftaahus saa’dah”, Islam kunci keselamatan dan kebahagiaan. Mengenalnya dengan terus mempelajari dan terasa LEZATNYA ISLAM ta’kala sungguh-sungguh mengamalkannya dengan kesadaran dan keyaqinan penuh, “Al jannah qoblal jannah” Syurga sebelum Syurgapun hadiahnya (QS10:62). Gimana merasa manisnya sirup, kalau sirupnya tidak mau diminum. Gimana merasakan lezatnya Islam, kalau tidak mau diamalkan, karena itulah IMAN dan AMAL tidak dapat dipisahkan, sahabatku.