Permusuhan yang sesungguhnya ialah permusuhan karena pertentangan aqidah bukan yang lainnya. Seorang mu’min sepatutnya menyadari bahwa Nabi kita yang mulia akhlaknya itu tidak pernah dibenci lantaran akhlaknya. Namun setiap bentuk kebencian dan permusuhan yang diarahkan kepada beliau senantiasa bertolak dari ketidak-relaan manusia untuk menerima sekurang-kurangnya mentolerir keberadaan aqidah Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallam.
Penulis: Ihsan Tandjung
Islam Adalah Agama Sempurna dan Realitas
Tetapi di era penuh fitnah dewasa ini, kita bahkan menyaksikan bahwa yang turut meragukan bahkan mengingkari kesempurnaan dienullah Islam meliputi mereka yang mengaku dirinya kaum muslimin juga. Sehingga kita dipaksa menyaksikan dan mendengar statement dari tokoh Islam, yang berkata misalnya: “Ajaran founding-father bangsa kita ini sejalan dengan Islam. Maka kita tidak perlu mempertentangkannya dengan Islam.”
Atau misalnya kita mendengar ungkapan seorang muslim-defitis (muslim bermental pecundang) yang berkata: “Kalau kita paksakan Islam kepada seluruh masyarakat ini tentunya kita menjadi kaum yang zalim. Sebab tidak semua orang di negeri kita adalah muslim. Oleh karenanya kita jadikan ajaran nenek-moyang kita sebagai platform yang disepakati bersama, sekedar sebagai batu loncatan sebelum akhirnya Islam juga yang kita berlakukan.”
Mu’min Rindu Kampung Halaman Sejati
Sewaktu di dunia seseorang setelah pulang dari dinas luar kota tentu sangat rindu pulang ke rumahnya agar berkumpul dengan anak dan istrinya. Boleh jadi kerinduannya sedemikian rupa malah menyebabkan dirinya sampai kehilangan arah alias tersesat pulang ke rumahnya sendiri. Hal ini tidak bakal terjadi ketika seorang mu’min memasuki pintu surga lalu melangkahkan kakinya menuju rumah sejatinya, kampung halaman sejatinya.
Kematian Orang Beriman
Keyakinan orang beriman akan adanya kehidupan sesudah kematian menyebabkan dirinya selalu berada dalam mode standby menghadapi kematian
Menolak Hukum Allah Dan Mengabaikan Kewajiban Sholat
Melihat begitu banyaknya masjid dewasa ini yang sepi di waktu sholat lima waktu, kita sangat khawatir jangan-jangan ini indikasi bahwa terdapat begitu banyak orang yang berpotensi munafik di sekeliling kita. Dan jika hal ini benar adanya tidak mengherankan bila pemberlakuan kembali Syariat Islam dan Hukum Allah menjadi sangat sulit.
Persiapan Mental-Intelektual Menyambut Kehadiran Imam Mahdi
Salah satu bentuk pertolongan Allah di babak paling kelam dalam sejarah Islam ialah dengan diutusnya Imam Mahdi. Hal ini sangat penting apalagi ketika kian hari kita dibuat kian bingung oleh berbagai fihak yang saling meng-claim bahwa kelompok, golongan, partai, hizb, jamaah dan harakah yang dipimpinnyalah yang sepatutunya didukung, karena merekalah yang paling Islami dalam berjuang.
98 Tahun Umat Islam Hidup Bak Gelandangan Tanpa Rumah
Sejak tanggal 3 Maret 1924 umat Islam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara tanpa kehadiran sistem pemerintahan Islam Al-Khilafah Al-Islamiyyah. Seorang Yahudi Dunamah, Penggila Budaya Barat, Pengagum Sekularisme dan juga seorang pemabuk-pedansa bernama Mustafa Kemal memproklamir pembubaran sistem pemerintahan Islam tersebut. Suatu pemerintahan yang sesungguhnya merupakan warisan ideologis-sosial-politik-budaya umat yang bermula sejak kepemimpinan Nabi Muhammad di kota Madinah 15 abad yang lalu.
Ust. Ihsan Tandjung: Bagi Muslim, Hari Akhir Bukan Ramalan, Tapi Keyakinan yang Wajib Diimani
Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya
Ust. Ihsan Tanjung: Raih Keberkahan di Pagi Hari
Orang yang tidur di waktu pagi berarti menyengaja dirinya tidak menjadi bagian dari umat Islam yang didoakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memperoleh berkah Allah di pagi hari. Ia menyia-nyiakan kesempatan berharga. Pagi merupakan saat paling berkualitas sepanjang hari. Alangkah naifnya orang yang sengaja membiarkan waktu pagi berlalu begitu saja tanpa aktifitas bermanfaat dan produktif.
Boleh Jadi Keluarnya Ad-Dajjal Sudah Dekat Sekali
Namun sebagai akibat dari dhaifnya hadits di atas, berarti keluarnya Ad-Dajjal tidak terkait dengan ramai atau sepinya orang yang masih menyebutnya. Jika selama ini kita memahami bahwa keluarnya Ad-Dajjal hanya ketika manusia kebanyakan sudah tidak menyebut-nyebutnya lagi.
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- …
- 24
- Berikutnya