Berjuang di Era Kepemimpinan Kaum Kuffar

Keadaan yang dihadapi ummat Islam dewasa ini sangat mirip dengan keadaan yang dihadapi Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat ketika berjuang menegakkan Islam di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Saat itu orang-orang beriman menjadi kaum minoritas yang tertindas dan dibatasi ruang geraknya.

Doa Orang Yang Menderita Kesedihan Mendalam

 Setiap orang pasti pernah mengalami kondisi hidup yang mendatangkan kesedihan. Bahkan kadangkala bila ujian hidup terasa begitu berat ia bisa berupa penderitaan yang menimbulkan kesedihan sangat mendalam. Barangkali ada yang baru saja kehilangan anak -buah hatinya- yang berpulang ke Rahmatullah. Atau barangkali seseorang baru saja bercerai dengan pasangan hidupnya. Atau barangkali baru dapat vonis dokter kalau dirinya mengidap penyakit berat. Atau barangkali anak pertamanya lahir dengan ketidak-sempurnaan fisik alias cacat permanen. Apapun keadaannya, yang jelas semua itu merupakan ujian Allah bagi orang beriman. Bila ia lulus menghadapinya, maka derajat imannya akan naik di sisi Allah. 

Sikap Umum Yahudi Bila Diajak Masuk Islam

Demikianlah sikap kaum Yahudi pada umumnya bilamana diajak kepada agama Allah. Mereka tidak memiliki obyektifitas sedikitpun bila diajak untuk menerima hidayah dan kebenaran. Mereka sangat keras kepala dan membabi buta mempertahankan ideologi rasialisme dan fanatisme kelompok. Sehingga orang yang semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut menerima kebenaran agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya, yaitu Yahudi.

Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari Pedang

Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan jembatan tsb. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa laa quwwata illa billah…! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut.

Tiga Ucapan untuk Tiga Kondisi

Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkanĀ “Laa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil’adzhim.

Baru Paham Kenapa Pasukan Imam Mahdi akan Perangi Jazirah Arab

Pantaslah bilamana Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memprediksi bahwa di antara langkah awal yang akan dikerjakan oleh Panglima Ummat Islam Akhir Zaman -yakni Imam Mahdi- ialah mengakhiri kesombongan para Mulkan Jabbriyyan di semenanjung Arabia.  Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim) 

Nasib Para Penghujat Islam Dalam Catatan Siroh Nabawiyah

Ibnu Taimiyah melanjutkan: ”Semua yang dilakukan Al-Asyraf ialah mengganggu dengan lidah. Meratapi terbunuhnya kaum kuffar, dukungannya kepada mereka untuk berperang, kutukan dan umpatannya dan ucapannya merendahkan agama Islam dan mengutamakan agama kaum kafir, semua ini ialah ucapan dengan lidahnya. Inilah hujjah-bukti terhadap siapapun yang berselisih pendapat tentang isyu-isyu seperti ini. Jelaslah tidak ada perlindungan dengan cara apapun bagi darah manusia yang mengganggu Allah dan RasulNya melalui puisi dan umpatan.”

Pagi Beriman Sore Kafir, Sore Beriman Pagi Kafir

Ada jenis dosa yang tidak saja pelakunya dipandang telah bermaksiat kepada Allah, tetapi bahkan mengakibatkan pelakunya tidak lagi dipandang masih beriman di mata Allah. Artinya perbuatan dosa yang dilakukannya telah membatalkan imannya. Allah menilai pelaku dosa tersebut telah keluar dari Islam alias menjadi kafir. Inilah yang sangat perlu kita khawatirkan.

Palestina dan Skenario Akhir Zaman

Bukanlah ikatan kebangsaan Palestina yang bisa menyelesaikan problema kezaliman penjajah Israel.  Bukan pula ikatan ke-Arab-an. Tetapi memang haruslah wujud suatu semangat dan network ke-Islaman untuk menuntaskan masalah ini. Sebab masalah ini pada hakikatnya merupakan konflik abadi antara pembela Kebenaran versus pembela Kebatilan. Pasukan Islam merupakan representasi dari ahlul-haq alias Hizbullah sedangkan pasukan Yahudi merupakan representasi dari ahlul-batil alias Hizbusy-Syaithan.