Aslm pak ustadz dan teman2 member…
Sebelumnya saya bersyukur alhamdulillah karena Allah SWT telah menunjukan saya u/ dpt melihat website ini, terima kasih juga untuk pak ustadz dan teman2 member di website ini atas pertanyaan2 yang menarik, yang juga sudah lama menjadi pertanyaan dibenak saya dan juga terutama terima kasih kpd pak ustadz u/ jawaban sharing ide-ide, tips- tips dan informasi yang banyak manfa’at yang bisa saya ambil…
Kalau boleh saya sedikit bercerita, sudah lama saya bercita-cita untuk bisa membangun kos-kosan, dan Alhamdulillah, insyaAllah akan bisa terealisakan sebentar lagi, tapi kini saya bingung harus memulainya dari mana. boleh dikata kalau pengetahuan saya sangat minim mengenai kos-kosan, karena sejak di bangku kuliah maupun saat bekerja saya tidak pernah mengekost di suatu tempat manapun. Karenanya saya mohon sharing pengetahuannya dari pak ustadz mengenai poin2 penting apa saja yang harus saya perhatikan, u/ dapat membangun kos-kosan dengan baik secara efektif dan efisien dalam budget yang tepat.. Dan mhn pendapat dari Pak ustadz Apakah baik jika saya meminjam uang dengan bank untuk membangun kos-kosan ini? Kalau saya melakukan sewa lahan apakah dengan Sertifikat HGB akan bisa aman kedepannya?
Mohon maaf jikalau ada pertanyaan atau kata-kata yang kurang berkenan, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih. Jazakallah khoirun khosiron…
Waslm,
Indah DY
Assalaamu’alaikum wrwb
Ibu Indah yang saya hormati, kami mengucapkan terimakasih jika ibu telah menjadi member eramuslim.com. dan menjadikannya acuan sebagai portal informasi muslim. Mohon doa agar kami tetap istiqomah dan sabar menapaki jalan dakwah ini.
Ibu Indah dan netters sekalian, Ada 2 hal umum yang harus diperhatikan dalam kos-kosan. Yang pertama faktor teknis dan yang kedua tentunya non teknis. Faktor teknis menurut saya lebih ke arah bangunannya dan non teknis adalah pengelolaan kos-kosan itu sendiri.
Dalam pembangunan fisik rumah kos-kosan tentu yang perlu diperhatikan material yang murah meriah sesuai dengan kelasnya. Sesuai dengan kelasnya ? Ya, tentu saja. Jika kos-kosan kelas mahasiswa maka cukup dengan batako. Dan jika kelas karyawan harus dengan bata merah. Itu sebagai contoh. Karena tentu item materialnya banyak.
Lalu disainnya juga terbuka namun tetap aman. Udara bisa masuk mengalir ke seluruh ruangan namun tetap satu pintu masuk yang bisa dikunci hingga penjaga kos mudah mengawasinya. Penghuni kos akan sehat dan segar karena bangunan memenuhi standard kesehatan dengan baik dan benar. Di sisi lain dengan pengawasan yang baik penghuni kos juga terhindar dari penyakit masyarakat seperti narkoba, sex bebas dll.
Disain juga harus efektif agar jumlah lamar yang didapat banyak. Hingga pengembalian modalnya tidak terlalu lama. Juga akan menjadi daya tarik penghuni. Kebutuhan primer anak kos harus dipenuhi. Seperti parkir motor dan jemuran yang aman, taman privasi yang menjaga ketenangan serta dapur dan ruang duduk yang multi fungsi.
Berikut ini tampilan salah satu contoh project saya di Jatiwaringin- Pondok Gede- Bekasi. Mudah-mudahan bisa menjadi masukan berharga bagi netters sekalian :
Derahnya dekat dekat kampus dan departemen store. Hingga dibangun dengan bahan-bahan kelas menengah. Agar murah dan tetap menarik dinding bangian luar di kamprot ( tidak diplester – aci ) atas dan bawahnya. Hanya bagian tengah saja yang diplester aci lalu di cat kuning-oranye agar cerah.
Setiap kamar memiliki km/wc yang ada didepan, hingga tetap dapat cahaya. Dan di bagian depan-bawah kamar terdapat lubang angin. Hingga angin dingin yang cenderung ada di bawah tetap mengalir masuk dan menjaga suhu ruang agar tetap sejuk. Selain itu masing-masing area kamar memiliki ruang jemur yang terlokalisir. Selain urusan privasi menjadi mudah, ruang jemur juga menjadi sumber sirkulasi udara karena bentuknya yang agak terbuka.
Musholla menjadi daya tarik utama. Selain ia berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah, ia juga bisa menjadi bangunan multi fungsi seperti tempat berkumpul sekedar duduk-duduk melepas lelah atau jadi ruang belajar tambahan.
Di sisi dalam bangunan kamar tetap di deretkan seperti kue lapis. Karena pola ini hemat biaya dan optimal dalam penggunaan lahan. Pengawasan ibu kos juga mudah. Karena keluar masuk penghuni terlihat jelas. Dengan teras bersama dan taman serta jalan setapak membuat suasana semakin lapang, segar dan asri.
c
Seperti inilah model disain komputernya. Ada musholla di depan kamar-kamar yang ada. Dan di samping musholla yang memang diletakkan agak di depan ada kamar penjaga kos. Hingga setiap lalu lalang orang terpantau
Ini gambar 3 dimensi dari jalan. Rumah kos-kosan namun tidak terlalu seperti rumah petak yang berderet bak tentara baris. Kesan rumah tetap terjaga hingga ‘ feeling homy ‘ menjadi daya jual juga.
Dan gambar terakhir adalah ruang kamar yang menghadap ruang jemur. Serta pola selasar yang membelah antara blok bangunan yang ada di depan, tengah dan belakang. Jadi benar-benar efektif pemakaian ruangnya.
Netters sekalian, untuk faktor non teknis yang merupakan bagian diluar bangunan adalah berkaitan dengan manajemen dan pengelolaan kos itu sendiri. Menurut saya rumah kos harus menseleksi penghuninya, memilih penjaga kos yang amanah dan mengerti dalam merawat bangunan serta mengelola rumah kos, membuat peraturan yang ketat namun tetap menjaga kenyamanan penghuni dan pengaturan keuangan yang baik.
Saya setuju dengan peinjaman dana bank syariah yang berkonsep mudhorobah/bagi hasil. Menurut saya sama saja dengan KPR biasa ke bank. Namun KPR yang digunakan untuk membangun rumah kos. Untuk sewa lahan saya agak kurang setuju. Karena sulit mengaturnya. Tanahnya milik orang lain. Bangunan uang kita. Repot juga nanti menjaga komitmennya. Sebaiknya memang tanah milik sendiri.
Demikian mungkin yang dapat saya berikan. Semoga ada manfaatnya bagi ibu Indah dan netters eramuslim.com serta teman-teman member. Sudah malam saat saya meng up-date gambar ini. Selamat istirahat bagi semuanya. Semoga Allah membangunkan kita untuk sholat tahajud nanti malam. Have a nice dream. May Allah bless all of you.
Wassalaamu’alaikum wrwb
Andan Nadriasta, ST – [email protected]