Assalamu’alaikum Ir. Aria,
Kami sedang membangun rumah dan berniat untuk membuat Skylight agar cahaya luar dapat masuk kedalam rumah. Kami bermaksud membangunnya di atas tangga yang kebetulan posisinya ada ditengah rumah sehingga cahaya luar dapat masuk ke ruang tengah.
Skylight lebih baik dari Kaca dgn milimeter tebal atau polycarbonate? Sebagian bilang kalau polycarbonate akan membuat panas dalam rumah dan bagaimana mencegah skylight agar tidak bocor karena hujan.
Bisa tidak bapak memberikan langkah2 untuk membuat skylight. Untuk ukurannya kira-kira 1 – 1,5 m.
Terima kasih banyak atas jawabannya ya pak.
Wassalam.
Susanti Hasyim
Wa ‘alaikumussalam Wr.Wb….. Mbak Susan
Mudah-mudahan Mbak Susan dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT.
Skylight jika diterjemahkan adalah cahaya langit, jadi pada intinya adalah bagaimana membuat bukaan atau jendela pada atap rumah sehingga cahaya dari atas bisa masuk ke dalam rumah kita. Ini merupakan satu solusi yang tepat jika rumah kita memiliki keterbatasan lahan, kiri kanan ‘mepet’ dengan tetangga, sehingga ada bagian-bagian rumah kita yang tidak memiliki bukaan keluar yang berakibat cahaya dan udara tidak dapat masuk ke dalam rumah. Saat ini diluar fungsi utamanya, skylight juga banyak diterapkan pada rumah-rumah bergaya modern untuk membuat efek-efek cahaya yang dramatis pada ruangan di bawahnya, serta memperkuat kesan modern pada bangunan.
Secara fungsinya ada skylight yang dibiarkan terbuka karena di bawahnya ada taman atau kolam atau ditutup dengan bahan tembus pandang agar cahaya tetap dapat masuk ke dalam ruangan.
Biasanya dibuat diatas ruang-ruang yang sulit untuk membuat bukaan/jendela ke samping karena letak ruangannya berada di tengah-tengah bangunan seperti kamar mandi, dapur atau tangga ke lantai 2. Dengan adanya cahaya matahari yang masuk, maka ruang-ruang tersebut akan terhindar dari kelembaban dan tentunya akan lebih menghemat energi.
Dari letaknya, skylight ada yang dibuat di atas atap datar dak beton tapi ada juga yang dibuat di atas atap miring. Jika Mbak Susan akan membuat skylight di atas dak beton tentunya tidak mengalami kesulitan karena tinggal mempersiapkan lubang pada saat mengecor dak atap tersebut dan kemudian membuat konstruksi dengan rangka alumunium atau besi hollow untuk perletakan penutup skylight nya.
Tapi jika letaknya di atas atap miring dan ruangan di bawahnya memiliki plafond datar, anda harus menaikkan dinding di sekitar lubang skylight tersebut sebagai tumpuan untuk konstruksinya atau bisa juga langsung membuat coakan di atas atap miring tersebut jika anda menggunakan atap dengan konstruksi baja ringan, tapi tetap membuat dinding partisi dari bahan gypsum atau sejenisnya untuk menutup lubang antara plafond dan skylight tersebut.
Penutup skylight dapat berupa kaca dengan tebal 10-12 mm tergantung luasnya atau bisa juga dengan fiberglass, polycarbonate, solar tuff atau bahan-bahan tembus cahaya lainnya. Jika soal panas tentunya apabila sinar matahari langsung dapat menembusnya, maka material penutup apapun yang meneruskan sinar tersebut secara langsung dalam jumlah yang besar pasti akan berefek panas. Tapi hal ini dapat disiasati dengan memilih kaca jenis stop sol yang mampu meredam panas hingga 60% atau bisa melapisnya dengan kaca film. Jika menggunakan polycarbonate atau sejenisnya, pilihlah yang warnanya agak gelap untuk meredam panas tersebut. Posisi skylight juga sedapat mungkin diletakkan pada arah utara-selatan agar tidak menerima sinar matahari langsung.
Untuk skylight dengan bidang kaca yang cukup lebar juga disarankan menggunakan kaca tebal jenis tempered glass (seperti kaca mobil) yang lebih tahan terhadap tekanan dan apabila pecah tidak membahayakan penghuni yang ada di bawahnya.
Bentuk dan ukuran skylight pun bisa bervariasi tapi sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran material penutupnya, umumnya persegi panjang seperti yang anda rencanakan tapi tidak menutup kemungkinan jika bentuknya oval, segitiga (prisma) dsb.
Konstruksi skylight juga membutuhkan perhatian khusus agar tidak berbahaya di kemudian hari. Sebaiknya konstruksi dibuat rigid (kaku) dengan bentuk saling bersilang agar kokoh dalam menumpu beban kaca yang cukup berat. Dengan konstruksi yang saling bersilangan tersebut juga cukup menjamin dari sisi keamanan sehingga tidak mudah untuk ditembus oleh orang yang tidak berkepentingan. Bahannya bisa alumunium atau besi hollow atau jika bentangnya cukup besar dapat menggunakan baja canal (C) atau baja H. Tapi dengan ukuran skylight 1 -1,5 M seperti yang Mbak Susan inginkan cukup menggunakan bahan alumunium atau besi hollow saja.
Jika material penutupnya menggunakan polycarbonate, solar tuff, fiberglass atau sejenisnya maka teknik aplikasinya tidak sulit karena langsung disekrup di atas konstruksi besinya. Tapi jika menggunakan material kaca, maka sambungan kaca dengan alumunium atau besi harus menggunakan klem (penjepit) khusus dan agar tidak bocor, sambungannya ditutup dengan sealent. Antara penutup dan lubang (void), konstruksi besinya dapat dibuat berjarak dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan tampias hujan, agar selain cahaya, udara juga dapat masuk di sela-selanya. Jika letaknya di atas dak beton, sebaiknya dibuat tanggul penahan air disekitar void atau lubang skylight dan diberikan waterproofing (lapisan kedap air) disekelilingnya agar air tidak tumpah ke dalam lubang tersebut.
Saat ini ada beberapa produsen yang juga menawarkan aplikasi skylight dari bahan dan jenis yang bervariasi bahkan ada yang bisa dibuka tutup, sehingga sebenarnya kita tidak perlu repot-repot jika ingin menerapkannya dalam rumah. Tapi semua akhirnya kembali pada kebutuhan kita untuk membuat sendiri atau menunjuk supplier tertentu.
Mudah-mudahan informasi yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi Mbak Susan untuk acuan dalam membuat skylight di rumah.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb….