Assalammualaikum
Ustadz ana mau nanya. Seringkali di dalam Al-Quran disebutkan ahli kitab dan kaum musyrik. Yang ingin ana tanyakan adalah:
– Apakah ada perbedaannya antara kaum ahli kitab dengan kaum musyrik? Ana pernah lihat di dalam Al-Qur’an katanya "akan datang kaum ahli kitab yang akan menyayangi kaum muslim.. "(kira-kira begitu, afwan lupa dalilnya mungkin ustadz lebih tahu), sedangkan kaum musyrik Allah sangat tegas terhadap mereka..
Mohon penjelasannya.
Jazakallah kahiran katsira,
Asalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
a. Kafir Ahli Kitab
Ahli kitab adalah pemeluk agama yang sama-sama bertuhan kepada Allah SWT. Mereka adalah umat terdahulu yang menerima wahyu lewat nabi yang dikirimkan kepada mereka.
Yang tersisa di masa kini adalah umat Yahudi dan Nasrani. Mereka menerima syariah dari Allah SWT, bahkan banyak sekali persamaannya dengan syariah yang kita terima.
Di antaranya kesamaan dalam aqidah dasar, seperti menerima konsep kenabian, juga adanya kitab suci dari langit yang berisi petunjuk. Juga percaya adanya malaikat, hari kiamat, surga dan neraka.
Khusus dalam masalah detail syariah, mereka pun menerima adanya kewajiban shalat, meski tata caranya sedikit berbeda. Juga kesamaan dalam masalah puasa, zakat dan hukum hudud seperti memotong tangan pencuri, merajam pezina, mendera peminum khamar dan lainnya.
Bahkan kisah-kisah para nabi di dalam Al-Quran tidak lain adalah kisah nabi-nabi mereka. Sehingga wajar dalam banyak hal, mereka justru lebih paham atas kisah-kisah itu ketimbang kita yang muslim. Walapun kita juga tahu bahwa mereka pun seringkali berbohong, sehingga kisah-kisah itu seringkali terjebak dengan masalah israiliyat.
b. Kafir Musyrikin
Sedangkan kaum musyrikin dalam literatur Al-Quran adalah para pemeluk agama selain Islam dan selain agama samawi. Istilah musyrikin di sini harus dibedakan dengan tindakan yang bernilai syirik. Sebab betapa banyak orang yang status agamanya muslim, tapi melakukan perbuatan syirik, baik pada tingkat yang paling ringan atau yang paling berat.
Perbuatan yang motivasinya agar dilihat orang termasuk perbuatan syirik, namun pelakunya tidak bisa dimasukkan ke dalam golongan orang kafir. Pelaku tetap muslim, namun dia melakukan dosa syirik kecil.
Demikian juga dengan orang Islam yang percaya kepada zodiak, atau meminta doa kepada kuburan, tempat-tempat keramat, atau percaya pada ramalan dan dukun, jimat, keris, penangkal, jampi-jampi, semua adalah perbuatan syirik. Pelakunya diancam dengan dosa besar, namun secara hukum tidak bisa dikatakan kafir atau murtad. Jadi mereka tidak bisa disamakan dengan kalangan pemeluk agama syirik (musyrikin) sebagaimana yang ditetapkan Al-Quran.
Jadi istilah musyrikin adalah sebutan khusus untuk non muslim yang agamanya non samawi. Agama mereka adalah agama ardhi, yang dibikin-bikin sendiri oleh penciptanya.
Misalnya Sidharta Gautama duduk di bawah pohon, lalu menciptakan ajaran dan filsafat tertentu. Agama ini adalah agama buatan si Budha, tidak datang dari langit (Allah SWT), karena itu tidak ada sistem kenabian, kitab suci yang berisi detail syariah, juga tidak ada konsep malaikat, hari kiamat, surga dan neraka.
Hindu, Budha, Shinto, Konghucu, Majusiyah dan sejenisnya adalah agama buatan manusia, bukan datang dari Allah SWT. Para pemeluk agama-agama inilah yang dimaksud dengan musyrikin dalam literatur Al-Quran, ketika membedakan dengan ahli kitab.
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. (QS. Al-Bayyinah: 1)
Termasuk di dalam kategori kafir musyrikin adalah agama yang dipeluk oleh orang-orang Quraisy. Meski mereka menyebut tuhan mereka "Allah", namu mereka tidak pernah menerima kitab wahyu yang berisi syariah. Mereka juga tidak mengenal konsep kenabian yang berupa mansia biasa dan mendapat wahyu. Karena itulah warga Makkah selama 13 tahun RAsulullah SAW berdakwah, tidak pernah bisa menerima dakwahnya. Mengapa?
Di dalam kepala mereka tidak ada konsep kenabian. Maka begitu mendengar nabi adalah manusia yang dapat wahyu dari langit berisi syariah, tetapi bentuknya tetap manusia, mereka terheran-heran dan bertanya:
Dan mereka berkata, "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?" (QS Al-Furqan: 7)
Berbeda dengan warga Madinah yang sudah banyak bersentuhan dengan para ahli kitab. Begitu mereka bertemu dengan Rasulullah SAW, langsung masuk Islam bahkan berbai’at dan menyiapkan diri, harta dan negeri untuk basis dakwah Islam. Ternyata jauh sebelum nabi Muhammad SAW diutus, warga Madinah telah kedatangan orang-orang yahudi dan tinggal di Madinah. Sehingga secara tidak langsung, semua ini menjadi masukan tersendiri buat orang Madinah dalam menerima dakwah Islam.
Perbedaan kafir Ahli Kitab dengan kafir Musyrik dalam Teknis Hukum
- Umat Islam boleh memakan sembelihan ahli kitab, tapi haram memakan sembelihan kafir musyrikin
- Laki-laki muslim boleh menikahi wanita kafir ahli kitab dan haram menikahi wanita kafir musyrikah.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.