Nabi Pertama Bukan Adam?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Ustadz yang dirahmati Allah, beberapa waktu yang lalu ada teman yang menanyakan hal berikut:

1. Benarkah manusia pertama itu nabi Adam, sebab kalau manusia pertama seorang nabi dan tugas nabi adalah menyampaikan kebenaran dari Allah lalu kepada siapa dia berdakwah?

2. Kenapa tulisan Alloh di Al-Qur’an dibacanya Alloh bukan Allah padahal kalau dibaca menurut kaidahnya bukannya dibaca Allah. Bahasa Arab kan tidak ada bunyi o katanya.

Mohon penjelasan atas pertanyaan yang "nyleneh" tersebut ustadz?

Jazakumullah khoiron katsiron.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Nabi Adam as. adalah manusia pertama sekaligus juga nabi pertama. Tidak ada masalah bila saat beliau jadi nabi, belum ada manusia.

Tapi yang jelas, kalau makna kenabian itu adalah menyampaikan wahyu dari Allah dan memimpin orang-orang untuk tunduk dan beriman kepada perintah Allah, hal itu baru berlangsung setelah Adam ada di muka bumi. Dan ternyata beliau tidak sendirian, ada satu umatnya, yaitu isterinya Hawwa. Kemudian lahir anak-anaknya yang semakin hari semakin banyak, termasuk anda salah satu keturunannya.

Kalau kita lihat sejarah nabi Muhammad SAW, beliau dilahirkan tidak langsung jadi nabi. Selama 40 tahun beliau hanya menjalani hidup sebagai manusia biasa. Barulah setelah menginjak tahun ke-40 sejak kelahirannya, turun wahyu dari langit. Dan saat itu beliau resmi diangkat menjadi nabi.

Maka demikian juga dengan nabi-nabi yang lain, termasuk Adam alaihissalam. Ketika baru pertama kali diciptakan, beliau tidak ‘ujug-ujug’ jadi nabi.Apalagi beliau tinggal pertama kali di surga. Di surga kan tidak perlu nabi. Nabi itu diperlukan kalau kita tinggal di muka bumi. Sebab tidak semua manusia bisa langsung menerima wahyu dari langit. Hanya orang tertentu saja yang menerima wahyu, dan itu adalah Adam as.

Maka tidak ada salahnya bila Adam as. menjadi nabi ketika sudah di muka bumi dan sudah punya rakyat. Dan rakyatnya adalah isteri dan anak-anaknya. Jumlah mereka awalnya hanya 2 orang, tapi kemudian lahir kembar 2 orang lagi, begitu seterusnya hingga jumlahnya sangat banyak. Padahal meski pun hanya ada satu orang saja manusia di muka bumi, dia harus punya nabi. Kalau tidak ada nabinya, bagaimana cara dia mengenal tuhannya dan bagaimana dia tahu tata cara menyembah tuhan?

Maka keberadaanAdam as. sebagai nabi mutlak harus ada. Logika dan akal sehat kita justru mendorong kita kepada kesimpulan nabi seorang nabi sangat diperlukana keberadaannya, meskipun hanya ada satu manusia di muka bumi.

Allah atau Alloh

Memang bukan huruf vocal ‘O’, melainkan ada beberapa jenis huruf Arab yang harus dibaca tafkhim (tebal) dalam keadaan tertentu. Misalnya huruf Kha’, Ra’, Shad, Dhad, Tha’ Dhza’, Ghain dan Qaf. Kesemuanya bila berbaris fathah harus dibaca tebal, sehingga seoleh terdengar seperti suara huruf O. Demikian juga dengan lafdzhul jalalah nama Allah. Kita tidak menyebut al-loh, tetapi Allah dengan huruf lam ditebalkan.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.