Assalamu’alaikum wr. wb.
Ustadz, saya ingin mengetahui tentang membaca karakter dan sifat seseorang dari garis telapak tangan, apakah hal tersebut termasuk dalam kategori meramal nasib? Begitu pula sistem diagnosis kesehatan dengan membaca telapak tangan, apakah hal itu juga dilarang?
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau memang benar ada ilmu yang memenuhi unsur metode ilmiyah, bisa diukur dan bisa diuji secara eksak, yang bisa membaca karakteristik seseorang hanya berdasarkan melihat telapak tangan, tanpa ada unsur ramalan akan hal-hal yang akan terjadi dimasa mendatang, mungkin saja ilmu itu bisa dibenarkan.
Sebenarnya yang harus diwaspadai dari membaca garis tangan adalah unsur meramal masa depan, atau meramal nasib serta kejadian-kejadian yang akan menimpa diri seseorang. Termasuk di antaranya peruntungan, rizki, keuangan, jodoh dan sebagainya. Semua itu adalah bentuk-bentuk syirik yang terlarang.
Ada-ada saja cara syetan dalam menipu manusia, kadang mereka menggunakan konstalasi bintang di langit untuk meramal nasib. Tapi kadang menggunakan garis tangan seperti yang sedang kita bicarakan. Bahkan tidak jarang orang gila pun diminta informasinya untuk meramal nomor undian judi buntut yang akan keluar. Semua itu menunjukkan ada masalah dalam akal sehat pelakunya.
Adapun hubungan garis tangan dengan karakteristik seseorang, yang selama ini kita ketahuisecara ilmiyah justru tidak ada hubungan. Antara keadaan fisik seseorang dengan karakteristiknya agaknya merupakan dua hal yang tidak saling terkait. Sebab karakteristik itu tidak dibentuk atau dipengaruhi secara langsung berdasarkan keadaan fisik seseorang. Apakah seseorang punya tapak tangan lebar atau sempit, garisnya putus-putus atau tersambung, rasanya tidak ada kaitannya dengan karakteristik seseorang.
Karakteristik selain dibentuk oleh faktor genetis, seringkali juga dibentuk oleh faktor luar seperti lingkungan, komunitas, atau kejadian-kejadian tertentu yang menghujam dalam riwayat hidup seseorang. Akan tetapi hubungan antara garis tangan dengan karakteristik, rasanya masih merupakan asumsi, belum jadi teori apalagi menjadi ilmu. Namun kita tidak tahu perkembangan ilmu pengetahuan, boleh jadi sesuatu yang semula hanya asumsi, tiba-tiba mendadak jadi teori bahkan menjadi ilmu.
Namun kalau keadaan tapak tangan dikaitkan dengan kesehatan seseorang, memang sudah banyak dibicarakan orang. Entahlah apakah ahli kedokteran modern sudah mengakuinya atau belum, namun beberapa kalangan banyak yang telah menggunakannya. Dan insya Allah hal-hal seperti ini sebenarnya bisa terbebas dari jasa makhluq ghaib atau aroma syirik yang terlarang itu. Kecuali pelakunya yang mencampur-campurkannya dengan hal-hal yang terlarang.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.