Assalamu’alaikum wr. wb.
Pak Ustadz, mengapa akhir-akhir ini saya malu sekali berdo’a. Padahal jika saya berdo’a saya suka merasa tenang karena seperti orang yang mengadu atau curhat. Masalahnya saya malu berdo’a karena saya merasa kesusahan saya adalah akibat saya sendiri. Dan saya harus menerima itu. Tapi kadang kala bila sehabis shalat saya selalu bertanya mengapa tidak terkabul do’a itu. Bahkan saya sering berfikir jika susah baru meminta dengan do’a giliran senang lupa. Itulah yang selalu menjadi rasa malu di hati saya. Saya mohon diberikan jalan ketenangan di hati saya. Syukron.
Jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Malu pada Allah SWT itu baik, tapi kalau ekspresi malu itu salah kaprah, malah menjadi tidak baik.
Misalnya kita malu melakukan maksiat kepada Allah SWT, lantaran kita merasa sudah begitu banyak diberi hal-hal yang sangat bernilai, kenapa kita masih saja melanggar aturannya. Rasanya malu sekali kalau sampai melanggar lagi. Terus setelah itu kita jadi bertekad tidak mau melakukannya lagi.
Sikap malu seperti ini adalah sikap malu yang positif dan patut ditiru. Karena malu yang begini sangat produktif dan bermanfaat buat kebaikan kita.
Tapi kalau ekspresi malu yang kita lakukan justru tidak produktif, maka rasa malu itu justru malah memalukan. Seperti perasaan malu karena banyak dosa, lalu tidak mau menghadap Allah dalam bentuk shalat. Ini bukan malu tapi membangkang.
Atau merasa malu untuk meminta dan berdoa kepada Allah SWT, lantaran sudah terlalu sering minta dan berdoa. Atau tidak mau minta dan berdoa lantaran malu karena mintanya hanya kalau lagi butuh saja. Nah, malu yang model begini tidak lahir kecuali atas bisikan syetan. Malu seperti ini harus dihindari karena tidak produktif dan bukan pada tempatnya.
Kalau kita merasa sudah terlalu banyak permintaan kepada Allah SWT, bukan berarti kita harus malu untuk minta lagi. Sebab Allah SWT itu bukan manusia yang punya batas pemberian. Sebaliknya, justru Dia adalah Tuhan yang pemberiannya tidak pernah ada habisnya. Bahkan seluruh manusia di dunia ini menadahkan tangan meminta-minta kepada-Nya, pemberiannya tidak akan pernah ada habisnya. Jadi kenapa harus berhenti meminta?
Padahal Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk meminta kepada-Nya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Al-Mu;min: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqrah: 186)
Karena itu jangan malu berdoa, karena bukan tempatnya untuk malu berdoa. Kalau mau malu, malu lah dari perbuatan maksiat. Itu baru malu namanya. Malu dari melakukan hal-hal yang diharamkan Allah adalah ibadah dan taqarrub kepada-Nya. Malu yang bermanfaat dan berpahala.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.