Pak ustadz,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebagaimana yang pak ustadz sampaikan tentang doa kepada orang yang telah meninggal dunia, maka kami berfikir bahwa di alam kubur ada kehidupan baru, rumah baru, pasangan baru dan keluarga baru.
Apakah dialam kubur kita akan memiliki rumah baru, pasangan baru, keluarga baru atau mungkin keturunan/anak baru, jika memang benar bagaimana dengan keluarga yang telah dijalin di dunia.
Bagaimana sebenarnya kehidupan alam kubur apakah sesuai dengan hal tersebut di atas.
Apakah pahala membaca alqur’an sampai kepada orang yang telah meninggal
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Yang tersirat dari lafadz doa ketika menyalatkan jenazah seorang muslim memang menunjukkan hal demikian. Dalam lafadz doa itu, kita mendoakan dan memintakan kepada Allah SWT agar kepada jenazah yang baik itu Allah SWT gantikan segala yang telah pernah dimilikinya saat masih hidup di dunia.
Kita diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk mendoakan agar almarhum diberikan tempat tinggal, di mana dalam permintaan kita itu tempat tinggalnya agar yang lebih bagus dari yang dimilikinya saat masih hidup.
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita juga mintakan kepada Allah SWT agar almarhum diberikan keluarga baru yang lebih baik dari keluarga yang pernah dimilikinya saat masih hidup di dunia fana ini.
Dan tidak tanggung-tanggung, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita juga untuk memintakan kepada Allah SWT agar almarhum diberikan isteri atau pasangan baru, yang tentunya lebih baik dari yang sebelumnya.
Doa ini bukan doa karangan ulama atau seorang ustadz, melainkan doa yang berlandaskan pada hadits shahih 24 karat. Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam Shahihnya. Dan sebagai muslim yang pastinya pernah melakukan shalat Jenazah, harusnya sih doa ini kita sudah hafal luar kepala.
عن عوف بن مالك قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم-وقد صلى على جنازة- يقول: اللهم اغفرله وارحمه واعف عنه وعافه وأكرم نزله ووسع مدخله واغسله بماء وثلج وبرد ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس وأبدله دارا خيرا من داره وأهلا خيرا من أهله وزوجا خيرا من زوجه وقه فتنة القبر وعذاب النار – رواه مسلم
Dari Auf bin Malikraberkata, "Saya telah mendengar Rasulullah SAW setelah selesai shalat jenazah bersabda, "Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran. Gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka (HR Muslim)
Kalau anda bertanya, lalu bagaimana dengan isteri yang sebelumnya? Lupa apa tidak?
Jawabannya bisa saja beda-beda antara tiap orang. Tapi biasanya sihkarakter orang kalau dapat pasangan yang lebih baik, suka lupa sama yang lama.
Bahkanketika masih hidup pun sudah banyak yang pindah ke lain hati. Misalnya sudah punya isteri cantik, baik dan patuh, eh masih mau kawin lagi. Padahal isteri tuanya ada di depan mata.
Apalagi nanti di alam barzakh, isteri yang asli ada di alam yang berbeda dipisahkan oleh kematian. Lalu Allah SWT beri isteri baru yang lebih cantik, lebih baik, lebih segalanya deh. Masa sih masih mikirin isteri lama? Kan udah ditukar tambah? Logikanya sih udah lupa alias nggak inget.
Tapi ternyata ada juga ayat yang menggambarkan bahwa nanti di akhirat, orang-orang yang beriman akan berkumpul kembali dengan keluarganya, termasuk isterinya tentu. Dan syaratnyayang tidak terkena eliminasi. Sebab yang masuk neraka sudah pasti tidak bisa kumpul dengan yang masuk surga.
Dan orang-orang yang beriman berserta anak cucunya yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Ath-Thuur: 21)
Kehidupan Alam Kubur Lebih Nyata dan Lebih Lama
Kita sering mengucakan bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Atau dunia ini fana. Ungkapan itu seringkali kita ucapkantanpa sadar bahwa hal itu memang benar.
Coba saja bayangkan, kalau ada seseorang meninggal hari ini tahun 2007, dan misalnya Allah SWT mentaqdirkan kiamat terjadi tahun 3000 Masehi, maka masa kehidupan seseorang di alam lain setidaknya mencapai 993 tahun.
Siapakah orang di dunia ini yang hidup selama 993 tahun? Mungkin hanya Nabi Nuh saja yang pernah mengalaminya. Tapi kita manusia biasa, adakah yang mencapai usia sepanjang itu?
Paling panjang hidup kita hanya 100 tahun. Itu pun penuh penderitaan, karena sebagian besar dari hidup kita jalani dengan segala kekurangan. Badan pasti ringkih, gigi tanggal semua, pipi peot alias kempot, mata rabun, jalan terseok-seok, Dan sedikit-sedikit orang pada nyumpah, " Ini aki-aki udah tua mau ngapain sih, udah bau tanah bukannya mati aja."
Itu kalau meninggalnya tahun ini. Lantas bagaimana yang meninggalkan sejak zaman dahulu, sejak masa para nabi atau sejak zaman nabi Adam? Pasti lebih lama lagi hidup di alam berikutnya.
Dan di alam berikutnya, kita tidak mengenal isitlah mati. Kita menjadi immortal di alam itu. Istilah mati hanya ada kalau menurut sudut pandang orang yang hidup di alam dunia ini. Padahal yang sesungguhnya terjadi, kita tidak mati. Kita hidup terus dan berpindah ke alam lain yang asing, aneh, tak terjangkau teknologi apapun. Sebab semua adalah ciptaan Allah semata.
Tinggal yang perlu kita pikirkan, bekal amal shalih apa yang kita bawa dan seberapa besar dosa-dosa yang kita pikul hingga masuk alam kubur. Nasib kita di alam kubur ditentukan oleh dua indikator itu. Amal baik dan dosa. Kalau amal baiknya banyak dan berkualitas sedangkan dosa-dosanya minim, sedikit atau malah kosong sama sekali, maka kehidupan jilid II kita di alam kubur akan sangat sangat membahagiakan.
Sebaliknya, kalau amal sedikit sementara dosanya segede-gede gunung, maka menangislah sejak sekarang. Karena kehidupan di alam barzakh bagi orang seperti ini terlalu amat sangat tidak enak.
Lewat informasi pesan Al-Quran yang kita terima, saking tidak enaknya sampai orang-orang akan menghiba kepada Allah, kenapa dahulu waktu di dunia tidak jadi tanah saja, kenapa harus jadimanusia. Tapi sesal kemudian tiada guna.
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah." (QS. An-Naba’: 40)
Jadi nasih kita di next life sangat ditentukan oleh the present life sekarang ini. Tinggal kita renungkan saja.
Masalah Bacaan Quran untuk Orang Meninggal
Apa yang anda tanyakan tentang hal ini, kami pernah menjawabnya. Silahkan merujuk ke link inihttps://www.eramuslim.com/ustadz/dll/450a1817.htm
Wallahu a’lam bishsawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Ahmad Sarwat, Lc