Eramuslim – PERUNTUNGAN, nasib, jodoh dan hal lainnya adalah sesuatu yang misteri bagi sebagian orang. Namun menjadi sesuatu yang seolah bisa diramalkan bagi sebagian lainnya. Salah satu cara menerawang nasib di masa depan ialah melalui rajah tangan atau garis tangan.
Seseorang yang mengaku bahwa dirinya mampu membuka tabir rahasia ini kerap disebut cenayang, peramal, dukun, paranaormal atau lainnya. Tak sedikit dari kita bahkan para muslim turut memercayainya, apalagi jika ramalan mereka sering bersesuaian dengan apa yang terjadi di kemudian hari. Lantas benarkah Allah menyisipkan rahasia nasib melalui perbedaan rajah tangan masing-masing manusia? Mari kita simak penjelasan dari Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam menanggapi polemik ini:
Dalam akidah Islam, garis tangan itu tidak ada kaitannya denga nasib dan masa depan seseorang. Kalau ada orang yang mengaku bisa membacanya, ketahuilah bahwa orang itu sedang melakukan dusta, namun dibantu oleh setan yang terkutuk. Membaca garis tangan sebenarnya bagian dari tindakan syirik, yaitu meramal nasib. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ‘arrafah. Perbuatan seperti ini secara akidah tidak akan pernah dibenarkan, lantaran nasib dan takdir setiap orang hanya ada di sisi Allah. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, karena semua itu hal gaib serta menjadi rahasia Yang Maha Kuasa.
Tapi mungkin anda bertanya, mengapa terkadang ramalan-ramalan itu benar sesuai dengan kejadiannya? Hal seperti itu bisa diterangkan demikian, yaitu setan yang terkutuk itu datang ke langit untuk mencuri dengar tentang perintah-perintah Allah atas apa yang akan terjadi. Namun setan tidak pernah bisa melakukannya, mereka hanya langsung dilempar dengan api yang panas. Akibatnya, mereka tidak pernah mendapat informasi yang valid, kecuali menduga-duga atau hanya sepotong-sepotong.