Assalamu’alaikum wr. wb.
Begini, pak ustadz, ketika rapat DKM kampus, ada yang mengusulkan agar diadakan kajian kristenisasi oleh divisi kami, yang nantinya akan dibuka untuk umum karena gencarnya kristenisasi akhir-akhir ini. Divisi kami masih menampung usulan itu. Saya pribadi setuju, dan beberapa teman-teman se-divisi memberi sign yang sama kalau sepertinya mereka setuju.
Insya Allah, kami punya sumber rujukan yang kuat (buku Ahmad Deedat dan artikel-artikel lain dari internet, juga insya Allah benteng iman) untuk dijadikan bahan taklim kajian kristenisasi, kalau memang akan dilakukan. Tapi yang saya pribadi cemaskan:
1. Orang-orang Kristen akan "tersinggung" dan memiliki pikiran buruk mengenai komunitas muslim terutama DKM yang masih bayi karena baru didirikan. Dan akibat lebih jauh lagi selain hubungan antar agama renggang (semoga hanya pikiran buruk saya saja). Saya takut orang-orang non ini akan "membalas" entah dengan cara apa, sebab saya pernah dengar di kampus saya sudah pernah ada di fakultas lain seorang mahasiswi dihamili pacarnya lalu dipaksa masuk kristen sesudahnya. Dan teman saya cerita kalau tetangga kosnya tiba-tiba menyatakan ingin murtad dan pindah agama. Dia berkata melakukan ini semua atas dasar keyakinan.
2. Yang paling penting, bagaimana mengadakan kajian kristenisasi terbuka tanpa mengakibatkan dampak-dampak yang tidak diinginkan dari pihak nonmuslim? Bagaimana mengadakan publikasi yang baik agar ini tak terjadi, bagaimana yang harus dilakukan? Kajian ini, kalau dipikir-pikir, penting juga untuk keselamatan akidah teman-teman yang lain, agar tidak seperti 2 orang di atas.
Terima kasih atas jawaban pak ustadz.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kajian tentang Kristen itu sangat penting bukan hanya untuk mereka yang beragama Islam, tetapi justru buat mereka yang beragama Kristen sendiri.
Sebab kajian ini justru akan membedah isi perut agama kristen, yang di mana-mana memang selalu jadi bahan paling kontroversial. Malah boleh dikatakan, tidak pernah ada agama yang paling kontroversi dalam ajarannya, selain agama Kristen ini.
Misalnya bagaimana sejarah pertentangan sangat sengit di kalangan gereja tentang sosok nabi Isa. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa nabi Isa adalah manusia biasa, tapi sebagian lagi mengatakan tuhan. Dan sebagian lagi plin-plan antara manusia dan tuhan. Tentu kajian ini akan sangat menarik lantaran berisi sekian banyak kontroversi sejarah. Dan tentunya tema ini sangat menarik untuk dikaji.
Contoh lainnya yang sekarang ini juga sedang marak adalah beredarnya film The Davinci Code yang fenomenal. Film yang diangkat dari novel laris manis ini sangat membuat penasaran umat manusia di bumi. Lepas dari masalah perbedaan pendapat di kalangan gereja tapi tema ini adalah hak setiap manusia untuk mengetahuinya. Paling tidak untuk mengkaji dan membahasnya dari berbagai sudut pandang.
Karena itu tidak ada salahnya bila lembaga anda melakukan kajian tentang agama kristen. Tidak ada alasan buat pemeluk agama Kristen untuk marah apalagi tersinggung. Sebab yang dilakukan adalah kajian ilmiyah, bukan sekedar debat kusir apalagi indoktrinasi khas gereja. Sedangkan kampus adalah sebuah ladang ilmiyah di mana nilai-nilai suatu agama boleh saja diangkat untuk sebuah kajian ilmiyah.
Kalau teman-teman Kristen anda marah dengan kajian seperti ini, jelas sekali bahwa ada yang ditutup-tutupi dalam niat mereka. Kenapa harus marah? Bahkan seharusnya mereka malah ikut hadir dan asyik terlibat diskusi. Sampaikan saja argumen-argumen yang sekiranya bisa menguatkan pendapat yang diyakini kebenarannya.
Bila argumen itu benar dan bisa diterima, tentu semua pihak akan menerima. Syaratnya hanya satu, yaitu semua pihak legowo dan tidak antipati dengan kebenaran.
Dialog seperti ini kalau di berbagai negara asal Kristen, yaitu di negara-negara Eropa, sudah bukan hal asing lagi. Para mahasiswa di sana sangat terbiasa berdebat tentang ketuhanan Nabi Isa as, juga tentang kepalsuan Bible, tentang Didang Konsili yang menyepakati nabi Isa dari seorang manusia menjadi tuhan dan seterusnya. Tidak ada yang marah dengan realita seperti ini, karena semua berdasarkan fakta dan bukti, bukan sekedar tuduhan.
Berbagai literatur sejarah ikut disingkap dalam diskusi seperti ini, tanpa harus marah-marah atau emosi. Sebab buat apa membela suatu hal yang salah dan bersifat dogmatis. Mending kalau benar, tapi bagaimana kalau ternyata salah.
Barangkali teman-teman Kristen di kampus anda perlu diajak baik-baik dalam diskusi ini. Jelaskan kepada mereka bahwa rekan mereka di Eropa sudah jauh lebih maju alam berpikirnya. Mereka tidak asal bela dan tidak fanatis buta. Kalau ternyata ada hal yang salah dan merapakan fakta, toh mereka dengan besar hati bisa menerima. Dan nothing to loose buat mereka.
Tentu anda bisa sampaikan hal ini secara baik-baik. Tunjukkan bahwa niat anda semata-mata hanya semangat mencari ilmu dan kebenaran ilmiyah. Tidak ada unsur kebencian apalagi semangat untuk saling menjelekkan sesama anak bangsa. Toh dalam Islam pun tidak ada paksaan untuk masuk. Yang penting tugas kita hanya membeberkan fakta yang bisa dilihat jelas oleh semua orang. Adapun bila seseorang tetap merasa ingin dalam agama lamanya, tentu itu merupakan hak asasi. Sebagai muslim, kita tidak punya hak secuil pun untuk memaksakan kehendak.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.