Assalaamualaikum.
Akhir-akhir ini saya memikirkan hubungan antara katanya manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan masuknya manusia ke surga bukan atas ibadahnya melainkan karena rahmatnya Alloh. Bila demikian saya berkesimpulan manusia yang beriman (kecuali nabi dan wali) pasti masuk surga namun masuk neraka dahulu untuk membersihkan dosanya. Pertanyaannya:
1. Mungkinkah secara syariat kita bisa meraih surga tanpa ke neraka dahulu dan bagaimana caranya?
2. Adakah jaminan orang sekaliber Aa Gym atau ustaz sendiri yang sehari-harinya berda’wah masuk surga tanpa ke neraka terlebih dahulu?
3. Kalau tidak ada jaminan apa yang ustadz lakukan agar masuk surga tanpa ke neraka terlebih dahulu?
Maaf kalau pertanyaannya dianggap nyeleneh
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mungkin saja ada orang yang masuk surga langsung, tanpa harus masuk ke neraka lebih dahulu. Dan orang-orang seperti itu bukan terbatas pada nabi dan rasul saja.
Di masa nabi SAW, ada seorang wanita yang berzina lalu hamil. Namun dia bertaubat dan minta dihukum rajam hingga mati. Ketika jenazahnya sudah tergelatak, Umar bin Al-Khattab mencacinya, namun dicegah oleh Rasulullah SAW. Beliau SAW malah mengatakan bahwa wanita ini telah diampuni semua dosanya dengan kualitas taubat yang cukup untuk dibagikan kepada 70 ahli Madinah.
Di dalam Al-Quran bertabur ayat yang menggambarkan orang-orang yang meninggal dan langsung masuk surga, tidak perlu mampir di neraka. Banyak caranya, tapi kunci utamanya hanya satu, yaitu mati dalam keadaan tidak punya dosa apapun. Kalau pun ada dosa, hanya sedikit dan bisa terkover dengan pahala amalan yang sangat banyak.
Tidak Ada Jaminan Langsung Masuk Surga
Tidak ada seorang pun yang dijamin untuk langsung masuk surga, kecuali hanya para nabi dan rasul saja. Para shahabat nabi yang mulia, para tabi’in, tabi’it tabi’in, para ulama besar sepanjang sejarah termasuk para orang shalih yang masyhur, tidak ada satu pun yang pernah ada yang menjamin mereka pasti masuk surga, tanpa lewat neraka.
Sebab semua itu rahasia Allah SWT, akan seperti apa nasib kita di akhirat nanti. Boleh jadi seseorang di dunia ini dikenal sebagai orang yang shalih di mata manusia, tapi di mata Allah SWT belum tentu shalih. Boleh jadi dia punya amal yang banyak, tapi siapa yang tahu kalau amalnya itu sia-sia, atau tidak diterima, atau habis karena harus menebus banyak kesalahan dan dosa yang tidak terlihat di mata manusia.
Semua itu adalah misteri ilahi, tidak ada yang tahu dan bisa menilainya di dunia ini, kecuali hati nurani masing-masing dan tentunya Allah SWT.
Namun di balik semua itu, kita pun juga tidak boleh berburuk sangka kepada Allah SWT. Sebab selain sifat-Nya Yang Maha keras siksa-Nya, Allah SWT juga tuhan yang Maha Pengampun dan Penyayang.
Maka mintalah ampun tiap hari dan sepanjang masa, atas semua dosa yang kita lakukan. Baik yang kita sengaja atau pun yang tidak kita sengaja. Baik yang kecil maupun yang besar. Kalau nabi SAW yang dijamin tidak punya dosa itu saja masih minta ampun sehari tidak kurang 100 kali, maka bagaimana dengan kita?
Yang penting sekarang ini kita berserah diri kepada semua yang telah Allah perintahkan, serta menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya.
Bahkan kita pun tidak boleh memandang enteng orang yang ‘biasa-biasa’ saja. Mungkin di dunia ini tidak pernah dikenal sebagai orang yang banyak amalnya, tetapi ternyata di akhirat mendapat perhitungan yang dimudahkan Allah, sehingga masuk surga langsung dengan mudahnya.
Maka posisi kita haruslah berada antara dua perasaan, yaitu khauf (takut) dan raja‘ (harapan). Takut atas ancaman masuk neraka karena banyak dosa. Dan harapan akan mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah. Keseimbangan di antara keduanya akan melahirka iman yang kuat dan rasa cinta yang mendalam kepada Allah.
Sebaliknya, kalau hanya takut saja, akhirnya akan menjadikan kita selalu berputus asa. Kalau hanya harapan saja, bisa-bisa kecewa di akhirat nanti dan di dunia ini tidak pernah takut dosa.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.