Saya pernah dengar tentang perbedaan darikata Nabiyin dan Anbiya yang merupakan kata jamak dari Nabi, tapi kurang jelas apakah ustadz dapat menjelaskanyakepada saya.atas penjelasanya saya haturkan terima kasih…
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa yang anda tanyakan merupakan bentuk kedetailan bahasa arab yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Meski keduanya punya makna yang sama, yaitu bentuk jama’ dari kata Nabi, namun pembentukan dari tunggal menjadi bentuk jama’ dalam bahasa Arab sungguh luar biasa.
Para ahli ilmu tata bahasa Arab yang disebut Nuhaat telah membedakan bentuk jamak menjadi tiga macam, yaitu:
- Jama’ Mudzakkar Salim
- Jama’ Mudzakkar Salim
- Jama’ Taksir
Antara kata anbiya’ dengan kata’nabiyyin’ memang terdapat kesamaan, yaitu kedua sama-sama bentuk jama dari kata nabi. Namun dari segi pembentukannya, kata anbiya termasukjama’ taksir, sedangkankata nabiyyin atau nabiyyun termasuk jenis jama’ mudzakkar salim.
Jama’ mudzakkar salim sesuai dengan namanya, mengandung makna laki-laki (mudzakkar). Dan kata salim menunjukkan bahwa dalam proses pembentukan dari tunggal menjadi jama’, kata dasarnya yaitu nabi selamat dari kerusakan, maka disebut dengan istilah salim, yang artinya selamat.
Kok selamat?
Maksudnya, kata dasarnya yaitu ‘nabi’ tidak mengalami sisipan apa pun di tengah hurufnya. Kata ‘nabi’ hanya ketambahan dua huruf di akhirnya yaitu waw dan nun atau ya’ dan nun.
Bandingkan dengan jama’ taksir yang artinya pecah, karena kata ‘nabi’ menjadi pecah akibat disisipi oleh huruf dari luas. Dalam hal ini, kata ‘nabi’ disisipi huruf alif di awal, alif di tengah dan hamzah di akhir.
Jama’ Mudzakkar Salim dan Jama’ Taksir
Selain urusan perbedaan dalam pembentukan dari bentuk tunggal menjadi jama’, yaitu bahwa di dalam bentuk jama’ mudzakkar salim ada informasi bahwa yang dibentuk menjadi jama’ itu adalah manusia dengan jenis kelamin laki-laki.
Dengan demikian, kalau kita menyebut kata nabiyyin, yang artinya para nabi, ada termuat informasi di dalamnya bahwa jenis kelamin mereka adalah laki-laki.
Lawan dari jama’ mudzakkar salim adalah jama’ muannats salim, yaitu jama’ yang mengandung informasi bahwa mereka berjenis kelamin perempuan. Misalnya kata muslimat, yang artinya beberapa wanita muslimah.
Sedangkan jama’ taksir tidak mengandung informasi genital. Sehingga secara umum, kalau kita menggunakan jama’ dalam bentuk ini, kita biasanya tidak sedang ingin menonjolkan sisi jenis kelamin. Dan kalau kita menjama’ para nabi dengan jama’ taksir, pesan informasinya bukan ke arah sisi kelelakian mereka. Kalau mau menekankan sisi kelelakian mereka, biasanya digunakan jama’ mudzakkar salim.
Semua Nabi Laki-laki
Namun jangan nanti dipahami dengan cara salah, bahwa kalau ada bentuk jama’ taksir yang tidak mengandung informasi kelelakian, lalu kita dengan seenaknya mengatakan kalau begitu ada nabi perempuan.
Tidak demikian cara memahaminya. Sebab kalau mau ditafsirkan tentang keberadaan nabi perempuan, harusnya ada ayat atau hadits yang menyebut mereka dengan bentuk jama’ muannats salim seperti nabiyyaat. Tapi tidak ada satu pun ayat maupun hadits yang menyebutkan kata itu. Walhasil, tidak ada nabi perempuan.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc