Ass wr. wb.
Ustadz, saya baca dalam surah al-Hajj ayat 17 yang berbunyi "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu", artinya di dalam al-Quran ada golongan orang-orang musyrik lalu bagaimana dengan orang kafir yang saat ini kita ketahui. Apakah musyrik menurut al-Quran sama dengan orang kafir saat ini?
Juga dalam surah al-Baqarah ayat 221 jelas-jelas kita dilarang menikahi wanita musyrik. Artinya sangat berbahaya sekali dengan wanita musyrik bila dibandingkan dengan wanita ahli kitab. Bagaimana menurut pandangan al-Quran tentang kedudukan wanita musyrik dengan wanita ahli kitab bahayanya tersebut?
Serta dalam surah al-Maidah Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Siapakah orang-orang musyrik itu?
Syukron jazaakumullah
Assalamu a’aikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para ulama membagi orang kafiri ini menjadi dua macam. Pertama, kafir pemeluk agama samawi. Mereka sering kali disebut juga dengan ahli kitab. Mereka adalah Yahudi dan Nasrani. Kedua, kafir musyrikin, yaitu mereka yang kafir tetapi bukan pemeluk agama samawi, juga bukan ahli kitab. Misalnya, orang-orang Arab Quraisy semasa masih belum masuk Islam, termasuk juga para penyembah api (Majusi) dan pemeluk agama bumi buatan manusia (agama ardhi). Pemeluk agama Hindu, Budha, Konghuchu, Shinto dan Zoroaster termasuk di dalamnya.
Di dalam Al-Quran kalau Allah SWT menyebutkan kaum musyrikin, maka yang dimaksud bukanlah para shahabat nabi yang muslim tetapi melakukan beberapa pekerjaan yang bernilai syirik. Namun sebutan musyrikin ini diidentikkan dengan orang-orang kafir Arab yang tidak atau belum mau memeluk Islam.
Sering kali kita dapati istilah musyrikin Arab, juga istilah kaum musyrikin Quraisy. Mereka ini 100% kafir, bukan muslim dan kalau mati masuk neraka. Sebab yang terjadi pada mereka bukan sekedar mengerjakan perbuatan yang berbau syirik, melainkan mereka anti dengan syahadatain. Bahkan lebih jahat dari umat Yahudi dan Nasrani di masa itu.
Musyrikin itu Kafir
Paling tidak ada beberapa hal pokok yang menguatkan bahwa kaum musyrikin itu kafir dan kedudukannya lebih rendah dari ahli ktiab, yahudi dan nasrani.
1. Mereka tidak pernah mau menerima bahwa tuhan hanya satu saja, yaitu Allah. Meski mereka mengenal dan mengakui bahwa Allah SWT itu, namun konsep ketuhanan mereka adalah mengakui adanya tuhan-tuhan selain Allah. Baik berberntuk berhala batu, atau pun menyerahkan diri mereka kepada kekuatan ghaib.
Bentuk aqidah seperti ini dalam konsep Islam tidak ada artinya. Sebab yang namanya iman kepada Allah itu adalah menafikan semua bentuk penyembahan kecuali hanya kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang beragama dengan agama nenek moyang danmenyembah berhala, baik yang terbuat dari batu, kayu, atau pun potongan kurma.
2. Mereka tidak mengakui kenabian Muhammad SAW dan semua nabi serta rasul yang diutus Allah ke muka bumi, sebab mereka itu memang menolak konsep kenabian. Dan realitanya sehari-hari, kerja mereka memang selalu memusuhi Rasulullah SAW, mengejeknya, mengatainya gila, atau menuduhnya sebagai penyihir, atau didudukkan sebagai penyair. Bahkan lebih jauh dari itu, mereka pun setiap harinya tidak berhenti dari memerangi bahkan bercita-cita untuk membunuhnya.
Sedangkan Yahudi dan Nasrani, meski mereka tidak mengakui kenabian Muhammad SAW, namun mereka masih menerima konsep kenabian. Mereka mengakui kenabian para nabi dan rasul terdahulu, meski mereka seringkali memeranginya juga.
3. Mereka juga tidak mengakui adanya ayat Al-Quran sebagai wayhu yang turun dari langit, karena mereka memang mengingkari adanya kitab suci yang turun dari langit. Mereka mengatakan bahwa Al-Quran itu hanyalah syair yang diciptakan oleh Muhammad SAW.
Sedangkan Yahudi dan Nasrani meski tidak menerima Al-Quran, namun mereka menerima Zabur, Taurat dan Injil serta kitab-kitab yang turun kepada para nabi sebelumnya. Meski pun tidak sedikit dari mereka yang menginjak-injak atau memutar balik isinya.
4. Mereka juga tidak mengakui keberadaan para malaikat yang suci sebagai hamba-hamba Allah SWT yang mulia.
Sedangkan Yahudi dan Nasrani sangat mengenal konsep tentang adanya para maiaikat, meski banyak di antara merreka menyelengkannya menjadi puteri-puteri Allah SWT. Nauzu billahi min zalik.
5. Mereka juga mengingkari adanya kehidupan setelah kematian, serta tidak menerima bahwa orang yang telah meninggal itu akan dibangkitkan kembali.
Sedangkan Yahudi dan Nasrani masih mengakui adanya kehidupan setelah kematian, juga menerima konsep bahwa orang yang sudah mati itu nantinya akan dibangkitkan untuk dihisab untuk dimasukkan ke surga atau ke neraka.
6. Bahkan yang paling parah, mereka juga meningkari adanya azab kubur serta tidak pernah percaya akan datangnya hari kiamat. Surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan semua bentuk siksanya tidak pernah mereka akui keberadaannya.
Sedangkan Yahudi dan Nasrani sangat mengakui adanya surga dan neraka, bahkan istilah yang mereka pakai punya banyak kemiripan dengan istilah di dalam Al-Quran. Di dalam Al-Quran seringkali disebutkan nama surga yaitu Jannatu ‘Adnin, sebagaimana Yahudi dan Nasrani juga menyebut taman Eden.
Jadi kalau pada beberapa poin utama di atas, musyrikin Arab tidak menerimanya, padahal semua itu tidak lain adalah rukun Iman, maka Yahudi dan Nasrani masih mengenalnya atau mengakuinya, meski dengan cara pandang yang seringkali keliru. Semua itu akibat penyelewengan besar-besaran yang dilakukan para pemuka agama mereka, yang pada hakikatnya telah mengangkat diri menjadi tuhan.
Kegembiraan para shahabat dengan berita menangnya Romawi atas Persia
Bahwa Yahudi dan Nasrani lebih dekat kepada Islam ketimbang kaum musyrikin sangat bisa dibaca dari sikap spontan para shahabat nabi SAW, ketika mendengar pasukan Romawi berhasil mengalahkan pasukan Persia.
Pasukan Romawi adalah pemeluk agama samawi, agama yang diturunkan dari langit, sebagaimana agama yang dipeluk oleh umat Islam. Sedangkan pasukan Persia adalah kaum paganis musyrikin penyembah api. Agama mereka hanyalah hasil produk filsafat manusia biasa. Secara psikologis, para shahabat merasakan kedekatan hubungan dengan sesama pemeluk agama samawi. Sehingga wajar bila mereka turut bergemira dengan kemenangan pasukan Romawi.
Alif laam Miim.Telah dikalahkan bangsa Romawi,di negeri yang terdekat. Dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang,dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (QS. Ar-Ruum: 1-4)
Wallahu a’lam bish-shawab wassalamu a’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.