Assalamu’alaikum wr.wb
Saya ibu dari 3 anak dan Insya Allah sedang hamil anak ke-4. Saya bekerja dari pagi sampai sore, anak pertama 8 th kelas 2, kedua 5,6 th kelas TK-B, ketiga 2,5 th. Yang pertama waktu itu masuk 3 besar dikelasnya, kemudian pelan-2 saya coba lepas untuk belajar sendiri tanpa ditunggu karena harus mengajari adiknya, ternyata langsung turun 5 besar alasannya ibu tidak mau nungguin belajar. Nomor 2 dulunya dekat dg pembantu sekitar 4 th dan selalu dimanja begitu dia tidak kembali dia merasa tdk diperhatikan akhirnya saya coba handle. Masalahnya adiknya juga maunya ikutan belajar dan ditungguin seperti kakaknya, Alhamdulillah perkembangannya normal dan sudah bisa menyebutkan nama gambar dari buku pelajaran kakaknya yang TK . Setiap ada waktu luang saya selalu sempatkan ngobrol dan bernyanyi bersama anak-2 walau kadang capek karena sedang hamil. Tidak ada waktu tanpa ribut, sampai-sampai saya terakhir kali ini beberapa kali ganti pembantu karena tidak betah dengan anak-2 yang suka memukul kalau bertengkar. Saya coba tenangkan dan sering saya dongeng dari cerita islam dan sepertinya mereka mendengar dan malah saya sering repot menjawabnya. Sampai-2 setiap waktu dirumah adalah waktu beraktifitas karena semua perabotan dirumah dijadikan alat bermain/ ekspresi apalagi bagi si bungsu, kasihan pembantu. SAya coba cari informasi dari internet tentang cara mendidik anak seusia itu, dan coba terapkan tapi sepertinya masih saja.Kalau saya tanya kenapa anak-2 berantem, jawabnya ingin ibunya tidak bekerja dan dirumah saja. Memang saya juga merencanakan untuk keluar kerja apabila tanggungan sudah pada lunas sampai akhir tahun. Bagaimana cara menghentikan atau mengurangi perilaku memukul/mencubit/menendang untuk anak usia segitu ?..
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Alhamdulillah……Wah kalau begitu sama dong bu dengan saya. Saya juga sedang mengandung anak ke-4. Mudah-mudahan kehamilannya sehat dan lancar-lancar saja ya Bu…
Ibu bekerja memang terkadang menjadi dilema. Tidak saya pungkiri terkadang saya pun agak berat menitipkan anak-anak di rumah dengan orang lain misal dengan keluarga sendiri yang kebetulan tinggal dekat dengan kita atau pun menitipkan anak-anak dengan pembantu. Yang maaf terkadang pembantu cenderung membiarkan apapun yang diinginkan anak asalkan anak anteng, tenang dan tidak banyak merepotkannya. Anak yang sudah terbiasa dimanja akan terkesan ragu-ragu dalam sebuah situasi baru atau terkadang menunjukkan sikap-sikap yang berlebihan.
Cara mengatasi sikap manja yang berlebihan apalagi sampai mengganggu kemandirian anak diantaranya adalah dengan :
1. Melakukan pengenalan terhadap pengalaman pribadi kita, kemudian sadari bahwa masa kecil yang kurang bahagia, dikekang atau serba kekurangan tidaklah berarti dengan begitu kita ingin memanjakan anak kita lantaran tidak ingin terulangnya masa-masa yang lalu tersebut terhadapnya.
2. Anak jangan selalu dijadikan sebagai pusat perhatian. Sebaiknya usahakan agar anak juga banyak melihat kegiatan dan mendengar pembicaraan orang-orang disekitarnya.
3. Anak yang merengek minta perhatian. Cobalah alihkan dengan hal lain yang disukainya. Lakukan hal ini setiap kali sambil menjelaskan bahwa anak perlu melakukan hal penting terlebih dahulu.
4. Berilah contoh cara bergaul yang baik. Misalnya, dengan mengajarkan anak kita meminjamkan barang yang diperlukan oleh temannya.
5. Berikan pelukan kasih sayang dan kata-kata yang membuat dirinya nyaman.
6. Jika keinginan anak bermanja secara tiba-tiba meningkat dan nampak dengan jelas ada reaksi pada waktu-waktu tertentu. Berikanlah waktu pada anak untuk menyesuaikan diri memenuhi kebutuhannya tersebut.
Adapun untuk mengatasi masalah prilaku anak yang senang memukul, mencubit atau menendang adalah sebagai berikut :
1. Orang tua bersikaplah tegas dengan menegakkan disiplin yang sudah disepakati bersama (antara anak dengan orang tua).
2. Reward, berikanlah reward atau ganjaran yang positif untuk tingkah laku anak sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini di ambil manakala anak bertingkah laku baik seperti tidak memukul. Saat seperti itu berilah ia hadiah atas usahanya untuk berubah. Dan tidak harus hadiah selalu berupa barang tapi bisa dengan pelukan, ciuman, makanan kesukannya atau sekedar dengan ucapan terima kasih.
3. Ajarkanlah ketrampilan sosial pada anak. Karena anak perlu dilatih mengatakan apa yang ia kehendaki dan memikirkannya secara jelas.
4. Pada saat yang tepat. Berilah alternatif dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, dan bercerita serta orang tua bertindak sebagai pendengar aktif.
5. Menetapkan aturan yang jelas. Artinya orang tua harus tegas ketika anak melakukan aksinya. Sehingga nada bicara maupun ekspresi menunjukkan bahwa orang tua tidak sepakat dengan aksi itu. Contoh, ketika anak menendang maka kita bisa mengatakan : “Maaf ade, kalau ade masih suka menendang seperti itu, maka mama tidak izinkan ade untuk bergabung bersama kakak dan mama melanjutkan permainan ini!”
6. Selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan anak sesibuk apapun kita. Karena salah satu sumber perilaku negatif anak adalah karena kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi, terutama dari orang tuanya.
Demikianlah Mama Fadhil jawaban dari saya. Tetap ikhlas dan shabar ya… Semoga kita dapat mendidik anak-anak kita menjadi lebih baik lagi…..Aamiin
Wallahu a’lam bisshawab,
Namih Al Faisal, S.Pd