Eramuslim – Kalau dilihat dari sejarah, tradisi penulisan di kalangan orang Arab Jahiliyah masih sangat sedikit. Bahkan, ketika Alquran diturunkan, banyak orang arab jahiliyah yang masih buta huruf.
Seperti dilansir Muslim Moderat, salah satu orang Arab pertama yang belajar menulis adalah Basyr bin Abdil Malik yang merupakan saudara dari Ukaidir Daumah. Beliau belajar pada orang Al-Anbar, kemudian pergi ke Makkah dan menikah dengan Shabda’ yang merupakan anak dari Harb bin Umayyah. Konon Harb juga pernah belajar menulis pada orang Al-Anbar tersebut, hingga Umar bin Khathab belajar menulis kepada Harb.
Pada waktu itu, tulisan tidak berbaris (berharakat) dan tidak bertitik. Kemudian bentuk tulisan tersebut perlahan mulai diperbaiki oleh Abu Ali Muhammad bin Ali Muqlah, diperbaiki lagi oleh Ali bin Hilal al-Baghdady yang terkenal dengan nama Ibnul Baubab.
Mushaf yang ditulis atas perintah Usman tidak bertitik dan tidak berbaris sehingga tidak ada perbedaan antara س dan ش maupun د dan ذ. Walaupun keadaan tersebut berlangsung selama kurang lebih 40 tahun. Namun para sahabat tetap dapat membaca karena hafalannya.
Selanjutnya, muncullah permasalahan tentang kesalahan membaca Alquran. Seorang ulama sekaligus penguasa Islam bernama Zijad bin Abihi merasa khawatir karena semakin banyak orang non Arab yang masuk Islam.
Mayoritas dari mereka kurang memahami tulisan Arab tanpa baris dan tanpa titik. Kemudian muncullah seseorang bernama Ubaidullah bin Ziyad dan Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafy dengan tanda-tanda barunya untuk memudahkan dalam membaca mushaf.