Ass. Wr. Wb.
Ustadz yang senantiasa dilindungi Allah, Saya ingin bertanya berkaitan dengan firman Allah:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. " Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. " (QS. Al-Baqarah: 30).
Bukankah hal ini terkesan seolah-olah Adam memang diciptakan sejak awal untuk menjadi pemimpin di bumi?
Mohon jawabannya, karena ini sangat mengganggu pendapat yang selama ini ada, bahwa Nabi Adam as diturunkan di bumi karena kesalahan yang beliau perbuat di surga, dan bukan karena dari awal diciptakan untuk persiapan atau semacamnya dalam rangka memimpin bumi.
Jazakumullah khayran katsira
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Benar sekali bahwa sejak awal diciptakan, Nabi Adam ‘alaihissalam memang telah disiapkan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Hal itu bisa kita baca di dalam Al-Quran, yaitu saat terjadi dialog antara Allah SWT dengan para malaikat, sesaat sebelum Allah SWT menciptakan nabi Adam ‘alaihissalam.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS. Al-Baqarah: 30)
Bahwa kemudian Nabi Adam ‘alaihissalam melakukan kesalahan lalu di suruh keluar dari surga oleh Allah, memang telah menjadi skenario dan rahasia dari Allah SWT.
Nabi Adam ‘alaihissalam memang berdosa karena telah melanggar larangan Allah, namun beliau telah bertaubat begitu menyadari kesalahannya. Itulah beda Adam ‘alaihissalam yang merupakan seorang nabi dengan Iblis laknatullah.
Sebagai makhluq durjana, Iblis sama sekali tidak segera bertaubat dan tidak jera ketika tahu dirinya telah melakukan kesalahan besar. Maka Iblis dikutuk Allah selama-lamanya dan akan menjadi penghuni neraka. Dan semakin menjadi-jadilah kegilaan Iblis, karena dia bersumpah untuk menyesatkan dan menggangu anak-anak Adam ‘alaihissalam hingga hari kiamat.
Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. (QS. Al-A’raf: 16)
Sedangkan Adam ‘alaihissalam, beliau adalah seorang nabi yang mendapat petunjuk. Mengerti dan sadar atas kesalahannya, beliau pun segera bertaubat. Dan Allah SWT pun menerima taubatnya. Dan urusan pun selesai.
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS. Al-Baqarah: 37)
Sementara misi utamanya tetap dijalankan sesuai dengan rencara semula, yaitu menjadi khalifah di muka bumi dan alam semesta.
Kami berfirman, "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak mereka bersedih hati."(QS. Al-Baqarah:38)
Adam Diciptakan Untuk Menjadi Pemimpin
Sejak semula memang nabi Adam telah disiapkan oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin, yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan khalifah. Kata khalifah sesungguhnya bermakna wakil atau pengganti. Maksudnya, Nabi Adam menjadi wakil Allah di muka bumi. Misinya agar bumi ini makmur, serta berjalan secara harmoni seiring dengan peraturan yang Allah tetapkan. Bukan saja peraturan untuk sesama anak Adam, tetapi juga peraturan tentang hubungan anak Adam dan alam semesta.
Dari segi pisik dan mental, Nabi Adam telah diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan, sebagaimana firman Allah SWT:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .(QS. At-Tiin: 4)
Namun dalam diri Adam ada titik-titik kelemahan, yang kalau tidak dijaga dengan baik, Adam akan melakukan kesalahan. Sebuah sifat yang memang manusiawi dan wajar. Namun titik-titik kesalahan ini memang dikenal betul oleh Iblis dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Iblis melakukanya hanya sekedar untuk mengobati sakit hatinya dan dendam kesumat kepada Adam.
Namun Allah SWT telah memberikan bekal kepada nabi Adam untuk bisa menjaga diri dari gangguan Iblis dan sebangsanya. Pada bagian akhir Al-Quran, ada dua surat yang oleh Rasulullah SAW dijadikan sebagai perlindungan atas godaan dan jebakan Iblis.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya.Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (QS. Al-Falaq: 1-5)
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.Raja manusia.Sembahan manusia.Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.dari (golongan) jin dan manusia. (QS. An-Naas: 1-6)
Makat saat Iblis dan keturunannya datang menggangu Nabi Adam ‘alaihissalamdan keturunannya, Allah SWT memerintahkan untuk membacakan dua surat di atas. Maka semua bentuk gangguan dan jebakan itu menjadi tidak ada artinya. Manusia akan menjadi sangat kuat dan tidak mempan untuk ditaklukkan. Tentu saja bila diiringi dengan iman dan tawakkal yang mendalam kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad Sarwat, Lc