Eramuslim – Lahn atau salah ketika membaca Alquran merupakan aib yang harus dihindari, karena kemungkinan dapat mengubah arti. Oleh karena itu, Imam al-Qurthubi dalam mukadimah tasfirnya menyebutkan beberapa keterangan pentingnya i’rab untuk menjauhi kesalahan ketika membaca lafazh Alquran, dan berhati-hati terhadap lahn yang bisa mengubah makna ayat.
Adapun i’rab dalam ilmu nahwu yakni perubahan yang terjadi pada akhir kata dalam bahasa Arab karena suatu sebab yang mempengaruhinya. Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i karya Abu Ya’la Kurnaedi, Ibnu Abi Mulaikah berkata:
“Pada zaman Umar bin al-Khattab Radhiyallahu Anhu, seorang a’rabiy (Arab Badui) datang dan berkata kepada para sahabat, ‘Siapakah yang mau membacakan kapadaku dari apa yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam?’ Lalu seseorang membacakan kepada A’rabiy tersebut surah Bara’ah (At-Taubah), dia membaca
أَنَّ اللَّهَ بَرِىءٌ مِّنَ المُشْرِ كِينَ وَرَسُولُهُ
dengan mengkasrahkan huruf lam pada lafazh وَرَسُوْلِهِ yakni sambungan dari lafazh الْمُشْرِكِيْنَ
Maka A’rabiy berkata: ‘Apakah Allah telah berlepas diri dari Rasul-Nya? Seandainya Allah berlepas diri dari Rasul-Nya, maka aku pun berlepas diri darinya’. Inilah salah satu keunikan bahasa Arab. Apabila seseorang salah dalam melafazhkan sebuah harakat maka ia dapat mengubah makna, seperti apa yang terjadi pada kisah ini.
Sampailah perkataan A’rabiy ini kepada Umar, sehingga dia dipanggil. Dan Umar Radhiyallahu Anhu berkata: ‘Hai A’rabiy apakah kamu berlepas diri dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam?’