Sekarang ini kan banyak kristenisasi. Nah, setahu saya salah satu caranya dengan mengubah isi dari al-Qur’an. Terus, bagaiman car membedakan al-Qur’an yang masih asli dengan al-Qur’an yanng sudah diubah?
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
1. Ketahuilah bahwa satu-satunya kitab yang telah berusia lebih dari 15 abad, namun tetap masih utuh hingga hari ini adalah Al-Quran Al-Kariem. Tidak ada lagi buku di dunia ini yang masih utuh teksnya hingga ratusan tahun. Injil dan Taurat pun sudah tidak ada lagi, kecuali hasil kompliasi dan penerjemahan yang keasliannya sangat diragukan.
2. Al-Quran adalah satu-satunya buku yang bisa dihafal oleh manusia dalam jumlah jutaan orang di berbagai belahan dunia. Tidak ada satu pun buku di dunia ini yang dihafal oleh banyak orang secara serentak.
3. Al-Quran bukan sekedar buku, melainkan nafas dan perkataan yang setiap hari dibaca dan dikumandangkan oleh setiap muslim di dunia. Dalam sehari seorang muslim pasti membacanya minimal 5 kali, di dalam shalat. Tidak ada satu pun buku yang dibaca sehari lima kali, bahkan oleh penulisnya sekalipun.
4. Al-Quran disampaikan lewat sistem periwayatan yang mutawatir, di mana satu sumber yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkannya kepada ratusan atau bahkan ribuan shahabat, lalu ribuan shahabat itu kemudian meriwayatkan lagi kepada para tabi’in, lalu kepada atba’ut tabi’in, hingga sampai kepada kita di abad 21 masehi.
Yang menarik, periwayatan itu menggunakan sistem oral, yaitu suara yang diperdengarkan oleh guru Al-Quran dengan benar, lalu dipelajari oleh para muridnya sebagaimana bunyinya secara sangat ketat. Bahkan sampai kepada panjang pendeknya suatu huruf, tebal tipisnya, karakteristiknya, dengung atau tidaknya, sampai kepada cara menggerakkan anatomi mulut sebagai tempat keluarnya huruf-huruf Al-Quran.
Dengan semua realita di atas, mestinya pertanyaannya di balik, yaitu masih mungkinkah Al-Quran itu dipalsukan? Sebab Al-Quran itu bukan buku yang disimpan di dalam perpustakaan kuno dan bulukan, melainkan sudah menjadi bagian dari lidah setiap muslim. Tidak ada seorang muslim pun kecuali lidahnya setiap hari basah dengan Al-Quran. Tidak ada kepala seorang muslim pun kecuali di dalam memori otaknya ada Al-Quran. Meski masing-masing punya kapasitas yang berbeda.
Justru upaya untukmemalsukan Al-Quran itu merupakan sebuah kemustahilan yang nyata. Bisakah seseorang memalsukan matahari yang bisa dilihat oleh semua orang? Tentu tidak akan pernah bisa.
Dan begitulah Al-Quran, keberadaannya sama seperti keberadaan matahari di atas langit. Semua orang kenal Al-Quran sebagaimana semua orang kenal matahari. Bagaimana cara memalsukan matahari? Hanya orang bodoh saja yang sempat terpikir untuk memalsukan matahari. Apalagi berpikir ingin mengganti matahari yang asli dengan matahari buatannya sendiri.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.