Suatu hari, saat berkeliling dan menjelajahi dunia maya, aku menemukan status ajakan dari seorang sahabat untuk mengikuti program One Day One Juz dengan cara melampirkan komentar berupa nomor Whatsapp di statusnya tersebut. Mengenai One Day One Juz sendiri, aku pernah membaca mengenai program tsb di sebuah portal Islami, tapi saat itu tak terbersit sedikit pun dalam benakku untuk mengikutinya. Padahal program yang ditawarkan sangat bagus, mengajak membaca Qur’an sebanyak 1 juz dalam 1 hari. Tapi entah mengapa, saat membaca status sahabat ku tersebut, aku menjadi tertarik dan tanpa pikir panjang langsung menekan tombol-tombol angka di keyboard laptop, mengetikkan nomor Whatsapp yang ku miliki.
Pada malam harinya, ada notifikasi di handphone yang menginformasikan bahwasanya aku telah tergabung di grup One Day One Juz ke-57. Ada 30 orang di dalamnya termasuk aku sendiri. Di antara 29 orang di dalam grup tersebut hanya admin saja yang ku kenal, itu pun aku kenal lewat dunia maya, belum pernah diskusi dan bertemu secara langsung. Di grup tersebut ada yang sudah menikah dan memiliki banyak anak, dan ada juga yang masih setia menjomblo dan bersatus “Bujanghidin” -termasuk diriku.
Tanpa perlu menunggu berminggu-minggu dan berbulan-bulan, di grup ini telah terjadi keakraban dan persaudaraan antara satu dengan yang lain, walaupun ada jurang perbedaan usia yang cukup jauh, status yang berbeda-beda dan asal daerah yang cukup beragam di antara kami. Kami memiliki jatah juz masing-masing yang dianjurkan untuk dieksekusi dan diselesaikan.
Selama ini, sesibuk apapun, hanya pada bulan Ramadhan saja aku bisa membaca 30 juz dalam tempo 1 bulan. Di luar bulan Ramadhan, walau dalam keadaan santai sekali pun agak sulit diri ini mengkhatamkan bacaan Qur’an dalam 1 bulan. Sepertinya ada banyak kerat-kerat maksiat dan dosa yang menghalangi diri untuk menuntaskannya. Penyakit malas dan ngantuk sering menghampiri diri untuk menyisihkan waktu sedikit saja untuk membaca 1 juz. Ditambah lagi kesibukan ini dan itu, kesibukan yang berbau dunia, makin menghalangi diri untuk membaca Qur’an dengan maksimal.
Alhamdulillaah… Atas petunjuk Allah, aku dijebloskan dan dijerumuskan ke dalam grup One Day One Juz ini..
Alhamdulillaah… Atas izin Allah, aku yang faqir ini dikumpulkan dengan ribuan pecinta Qur’an di seluruh Indonesia bahkan beberapa belahan bumi…
Adanya grup ini, sangat memotivasi ku untuk menuntaskan bacaan Qur’an 1 juz dalam 1 harinya. Memang benar, berkumpul dengan banyak orang yang shalih, akan memotivasi kita untuk rajin beramal. Seperti kata Ibnu Qudamahrahimahullaah: “Terkadang seseorang menginap di rumah orang yang suka shalat malam, lalu ia pun ikut melaksanakan shalat malam lebih lama. Padahal biasanya ia hanya melakukan shalat malam sebentar saja. Pada saat itu, ia menyesuaikan dirinya dengan mereka. Ia pun ikut berpuasa ketika mereka berpuasa. Jika bukan karena bersama ahli ibadah tadi, tentu ia tidak rajin beribadah seperti itu.”
Sesibuk dan sebanyak apapun aktivitas, terkadang kuliah dari pagi buta sampai menjelang senja, tugas dari dosen dan kerjaan kantor yang menguras otak dan tenaga, serta adanya rutinitas aktivitas tarbiyah lainnya, ada semacam trigger yang mendorongku menyelesaikannya. Ada semacam api yang membakar semangatku untuk menuntaskannya. Ada semacam cambuk, yang melecutku tiap saat untuk meng-kholas-kannya.
Aku menyaksikan sendiri bagaimana program ini benar-benar memberi motivasi kepada banyak orang dengan berbagai macam aktivitas dan rutinitas untuk bisa menuntaskan membaca Qur’an 1 juz tiap harinya. Aku menyaksikan di grup ini ada anak SMA yang sibuk tryout karena mereka telah berada di penghujung semester, tapi sempat menyelesaikan bacaan 1 juz-nya. Aku menyaksikan di grup ini ada mahasiswa di universitas ternama, yang berlimpah tugas dan kewajiban dari kampus dan organisasinya, tapi sempat melaporkan terselesaikan bacaan 1 juz-nya. Aku menyaksikan di grup ini ada pekerja dan karyawan yang bekerja hingga malam gelap gulita, tapi sempat menamatkan bacaan 1 juz-nya. Aku menyaksikan di grup ini ada dokter, guru, wirausahawan, bahkan relawan bencana yang telah berkeluarga tapi sempat menuntaskan bacaan 1 juz-nya.
Berbicara masalah niat mengikuti program ini, aku kembalikan semuanya kepada Allah subhanahu wata’ala. Aku berlindung kepada-Nya dari sifat ujub, sombong serta riya’. Aku memohon kepada-Nya untuk mensucikan dan membersihkan niat di dalam dada dari niat dunia yang tiada guna. Aku memohon kepada-Nya untuk memberikan keistiqomahan di hati untuk terus membaca Qur’an hingga ruh ini terpisah dengan jiwa raga. Aku memohon kepada-Nya untuk menganugerahkan rasa cinta dan ukhuwah antar kita, dan menjauhkan kita dari sifat su’udzhon, benci, dengki dan sifat buruk lainnya.
Salam ukhuwah dari ODOJer 57. Aku mencintai kalian karena Allah….