Pernahkah kita mendengar kalimat tersebut dihalaqoh? Ketika sesi Tahfidz, ada anggota halaqoh yang tidak ada yang mau disetorkan hafalannya. Biasanya diiringi dengan alasan, “Afwan ustadz, belum ada yan mau disetor, agenda kegiatan padat jadi tidak sempat menghafal”. Pada kesempatan ini penulis ingin berbagi metode sederhana mengatasi kesibukan kita agar tetap sempat menghafal Al Qur’an. Metodenya yaitu dengan banyak mendengarkan.
Pernahkah kita ketika suatu saat ingin menghafal suatu surat/ayat dalam Al Qur’an lalu kita merasa sangat familiar dan mudah untuk menghafalnya? Itu karena kita sebelumnya telah sering mendengar ayat tersebut. Mungkin ketika sholat berjamaah, imam di Mesjid sering membaca ayat tersebut, atau mungkin karena kita sering mendengarkan Murottalnya.
Ternyata sangat efektif menghafal Al Qur’an dengan terlebih dahulu sering mendengarkan ayat tersebut. Ini akan mempercepat kita ketika akan menghafalkannya. Bahkan jika dulu kita menemukan Murottal MP3 Al Qur’an per surat dari Al Fatihah, Al Baqoroh sampai An Naas. Kini telah ada Murottal Al Qur’an pehalaman, dari halaman 1 sampai halaman 604. Jadi bisa langsung mendengarkan Murottal sesuai halaman Al Qur’an yang sedang kita hafal. Murottal Al Qur’an perhalaman bisa didownload gratis, klik download murottal al quran per halaman. Setelah download masukkan kedalam HP / Tablet / Laptop agar bisa sering didengarkan. Putar terus Murottalnya sesering mungkin maka ini akan memudahkan kita ketika akan menghafal Al Qur’an.
Selanjutnya perlu ada komitmen kita dengan diri sendiri, yaitu WaktuQu (Waktu Khusus Tahfidzul Qur’an). Waktu ini dikhususkan hanya untuk menghafal Al Qur’an dan sebisa mungkin tidak diganggu dengan kegiatan lainnya. Tidak perlu lama asalkan istiqomah. Misalnya ½ jam ba’da sholat shubuh, atau Ba’da Sholat magrib sampai isya. Apabila karena suatu alasan WaktuQu ini harus terganggu dengan agenda lain, maka harus ada komitmen dengan diri sendiri, apakah akan menggantinya di waktu lain atau berinfaq.
Semoga kita semua dibariskan Allah SWT dibelakangnya barisannya penghafal Al Qur’an yang senantiasa hidup dengan nilai-nilai Al Qur’an.
-Rully Oktoberyanto-