Sebesar apa pun cinta kepada seorang lelaki, jika ternyata bukan jodoh, maka tak akan berlangsung sangat lama cinta itu. Kisah demi kisah akan bergulir. Berganti satu persatu. Sesuai kisah cinta yang tengah terjadi pada suatu masa. Mungkin pada kisah ini perasaan begitu diliputi cinta yang membuncah.
Memikirkan hingga melayang di awan. Bahagia tiada tara hanya dengan membayangkan wajahnya. Bertemu dengannya bisa membawa senyum hingga berhari-hari. Senyumnya selalu tergambar di angan-angan. Semua menjadi indah dengan cinta pada dia. Berharap dialah yang menjadi takdir jodoh. Bahkan mungkin telah yakin. Berdua bersama menuju ikatan suci. Tapi, jika tak jodoh, hilang segala indah.
Untuk para akhwat atau muslimah yang sudah lebih paham dan baik akhlaknya, mereka lebih berhati-hati. Tidak akan terlibat pada hubungan tak jelas dengan seorang lelaki. Hanya bisa memendam perasaan. Memanajemen perasaan cinta. Tak akan sesumbar pada banyak orang. Namun, mereka tetap manusia yang lemah oleh perasaan merah jambu itu. Tetap merasakan desir halus dan percikan bahagia.
Kadang mereka merasa bahwa lelaki pujaan hatinya adalah yang terbaik. Sungguh sholeh dan mendekati sempurna. Sholeh, tampan, pintar, baik, dan kaya. Aktivis dan bermanfaat untuk umat. Sangat tepat untuk menjadi pasangan hidup. Perasaan meluap. Kagum semakin merekah. Mereka diliputi dilema. Antara cinta fana dan cinta sejati. Mereka sadar dan mereka terbuai.
Hanya yang hatinya benar-benar telah terpaut oleh cintaNya lah yang bisa sadar seutuhnya. Bahwa kisah cinta yang mereka alami tak akan berlangsung lama. Mungkin bertahun-tahun. Tapi tak akan berbelas tahun apalagi selamanya. Kecuali yang telah menjadi jodohnya. Mereka akan mengingat kisah cinta yang lalu. Perasaan yang sama. Pada lelaki berbeda yang memiliki kriteria yang sama. Kisah itu telah berakhir. Perasaan akan hilang. Begitu juga dengan kisah ini, yang mereka rasakan saat ini, pun akan berakhir dan hilang.
“Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, boleh jadi suatu hari yang engkau cintai itu menjadi orang yang paling engkau benci. Bencilah apa yang engkau benci, dengan sedang-sedang saja. Boleh jadi sesuatu yang engkau benci itu suatu hari akan menjadi apa yang paling engkau cintai.” (HR. Tirmidzi). Para akhwat kekasih Allah akan selalu ingat pada hadist ini. Sehingga cinta tak membawa mereka pada berlebihan lagi melenakan.
Maka mereka tak akan resah dan berlebih lagi dalam mengagumi dan mencinta. Karena mereka sadar, kisah ini belum pasti kisah cinta sesungguhnya untuk mereka. Mungkin hanya sebuah pembelajaran. Atau ujian. Dan mereka tak akan tergelincir atau terlena oleh kisah cinta yang palsu. Mereka akan berfikir, “Jika dahulu aku bergitu memikirkan dan mendambakan seseorang, kemudian aku melupakan karena tak ada lagi rasa. Maka sekarang, perasaan ini pun akan lenyap ketika tahu dia bukan jodohku. Sekuat apa pun perasaanku padanya, jika Allah tak tetapkan jodoh dengannya, maka tak akan bertahan lama di hatiku.”
Kemudian mereka tersenyum sembari berkata, “Allah, Engkaulah pemilik hati ini, yang tak mungkin membuatnya sakit. Jadi aku tak akan tersiksa atau kesakitan ketika cinta menyapaku. Tidak akan berlebih merasakannya. Karena Engkaulah yang memberi cinta. Engkau yang mengatur kisah cintaku. Engkau yang menjaga hatiku…”
Indahnya ketika wanita tak terbelenggu rasa. Tak disibukkan oleh cinta. Kehidupannya pun tak terpengaruh oleh cinta pada lelaki. Mereka bebas tanpa terikat oleh jerat asmara. Tidak ada harapan yang berlebih. Perasaan yang meluap nan bergejolak. Sedih berkepanjangan ketika tak bisa bertemu, ketika tak dikenal atau disapa, tak dekat. Tak berjodoh. Duhai, menderitanya wanita seperti itu. Hidupnya terfokus pada satu lelaki, yang malangnya bukan jodohnya.
Namun bukan berarti cinta pada lelaki adalah lebih banyak keburukannya. Harus diperangi. Bukan begitu. Seperti yang akhwat-akhwat katakan, atau ustadz-ustadzah sampaikan dalam ceramahnya, bahwa perasaan cinta yang melebihi cinta kepada Allah hanya akan membawa kesengsaraan.
Berlebihan namanya ketika selalu mengingat wajahnya disetiap waktu. Berlebihan juga ketika bahagia luar biasa ketika bertemu dengan lelaki pujaan hati. Sangat berlebihan mencinta jika lebih mementingkan dia dibandingkan ibadah dan amal lainnya. Jadilah kesengsaraan atau penderitaan menghinggapi hidupnya. Selain itu dapat murka Allah dan dosa. Karena sudah jelas dalam Al-Quran tertulis bahwa,
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am [6] : 14)
Maka, marilah kita, sebagai wanita untuk tidak lemah oleh rasa cinta. Pada lelaki. Meskipun dia adalah lelaki yang sangat mendekati sempurna. Yang bisa membawa ke surga. Karena dia belum tentu jodoh. Bisa-bisa kita malah patah hati ketika dia menemukan dan bersama jodohnya. Belum lagi zina yang sering kita lakukan karena menyukainya.
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi anak cucu Adam bagian dari zina, yang ia pasti mengetahuinya. Zina mata berupa pandangan, zina lisan berupa ucapan, dan jiwa mengharap dan menginginkan. Dan farji(kemaluan) yang membenarkan atau mendustainya”. (HR. Muttafaqun ‘alaihi). Sadarlah diri, dia belum pasti menjadi takdir jodoh.
Nasehat ini untuk kita, aku, yang masih lemah oleh rasa. Semoga tak akan berlebihan menikmati cinta fana. Semoga juga seperti para muslimah dan akhwat itu, dengan pikiran jernihnya.
“Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur [24]: 31).
Jika cinta ini bukan yang sebenarnya, maka kisah akan berakhir dan perasaan cinta yang kuat akan menguap. Mereka tak takut susah melenyapkan rasa cinta. Karena mereka tahu dan yakin bahwa hati mereka milik Allah. Allah yang membolak-balik hati manusia. Jadi, mereka yakin bahwa rasa akan hilang… berganti cinta pada jodohnya. Mereka tak resah oleh rasa. Mereka tersenyum menyambut cinta dan tetap dalam batasan wajar yang disukai Allah.
Semoga kita, untuk yang kesusahan mengendalikan hati dan fikir karena cinta, bisa seperti para akhwat dan muslimah itu. Yang memiliki keimanan dan ketakwaan kuat dan besar. Tak akan tergoyahkan oleh cinta semu.
Bahkan cinta pada si dia mendekatkan hatinya kepada Allah. Semakin mencintai dan dicintai Allah. Semoga kita semua bisa… menjaga hati, fikir dan diri hanya untuk Allah… Aamiin.