“Hai, aku si kembar, namaku Sarah dan Salma. Usia, hobi bahkan wajah dan semua gaun yang kami miliki juga sama. Walaupun membosankan, tetapi semua yang kami punya selalu disamakan. Dari sejak kami belum mengerti warna sampai kami menjelang dewasa. Semua yang diberikan kepada kami selalu sama.
Bosan? sudah pasti, tapi kami seringkali tak berdaya, karena kami dianggap identik, satu dengan yang lain dianggap sama. Namun setelah mengakui bahwa kami memang hampir sama, tetap saja orang-orang disekeliling kami mempertanyakan sesuatu yang selalu membuat kami sebal, yaitu mengapa Sarah bisa tapi Salma tak bisa, bahkan guru-guru di sekolah kami pun seringkali membandingkan kami dalam hal apapun seperti mengapa Salma tidak suka sayur namun Sarah suka sayur, mengapa Sarah pandai menggambar, tapi Salma lebih suka menari.”
“Wah, kami yang hampir memiliki keistimewaan dan kesamaan dalam banyak hal saja tidak suka dibanding-bandingkan. Apalagi orang lain, yang tidak kembar. Please, hargai kami sebagai manusia yang memiliki perbedaan, dan tidak usah mempertanyakan serta membandingkan apa yang kami punya untuk selalu harus sama dengan yang dimiliki orang lain.”
Demikian bunyi surat dari anak murid kembarku yang sekarang sudah lulus. Sayangnya surat tersebut terselip di sebuah map plastik hijau yang baru saja kubuka. Masya Allah, setelah 6 bulan mereka pergi, aku baru tahu persaan mereka. Rasa sesal di dalam diriku membuatku bertekad untuk menghubungi mereka kembali dan berusaha membantu mereka untuk tegar menghadapi kenyataan bahwa masyarakat di Indonesia selalu sering membandingkan satu dengan yang lain, selalu menuntut, selalu ingin ideal dan biasanya hanya mengkritik saja tanpa melihat dirinya sendiri.
Pertanyaan yang lucu, biasa ditanyakan, mengapa si A suka menggambar tapi si B tidak? Memangnya semua orang harus suka menggambar?
Mengapa si kakak bisa dapat nilai 100 untuk matematik, tapi si adik tidak bisa dapat nilai bagus dalam matematik?
Kisah lain yang ku temui bahwa betapa banyak orang seringkali membanding-bandingkan orang lain adalah ketika ku jumpai seorang suami yang memuji masakan ibunya dan kemudian berkata bahwa masakan kamu (kepada istrinya) terlalu banyak gula, jadi kemanisan, kalau ibuku masakannya pas, tidak banyak gula dan santannya oke.
Ada lagi kasus kakak beradik yang sama-sama manis namun kemanapun mereka pergi selalu dibandingkan, misalnya kakaknya kok begini, namun adiknya begitu, kakaknya berkulit putih, mengapa adiknya berkulit sawo matang?
Bukankah sebenarnya Allah menciptakan manusia dengan beragam kemampuan dan kelebihan. Tugas manusia adalah untuk berjamaah, agar yang kurang dapat dibantu dan yang lebih dapat membantu yang kurang. Bila semua orang harus sama cantiknya, sama pandainya dan sama segalanya, betapa membosankannnya dunia ini.
Manusiawi, apalagi wanita yang memiliki perasaan yang halus dan sensitif akan merasa sangat tidak nyaman bila apa yang dimiliki, apa yang dikerjakan, apa yang telah dibangun dengan susah payah kemudian dibandingkan dengan yang lain. Walaupun niatnya untuk memotivasi.
Namun bila sering dilakukan apalagi terhadap wanita yang sesnsitif dan mudah pesimis maka akan membuat wanita tersebut merasa minder dan semakin tidak mampu berbuat apa-apa, atau yang biasa disebut de-motivated.
Hal ini tidak diperlukan, karena wanita yang baik akan percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan dan tentulah akan menjadikan dia sebagai tiang negara yang kokoh.
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." [QS. Ali Imran (3) : 145]
***
Quiz : Mengapa wanita tidak mau dibanding-bandingkan dengan yang lain?