Eramuslim – Memperingati Hari Ayah Nasional memang patut dilakukan, sebab ditengah kesibukannya sebagai orang yang menafkahi keluarga, sebagai imam keluarga, sebagai pendidik anak, dan lain-lain, ia masih sempat mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anak.
Sifat seperti ini sebenarnya merupakan teladan dari Rasulullah SAW. Seperti dikutip dari laman NU Online pada Selasa (12/11/2019), Nabi Muhammad adalah seorang yang sibuk mengurus pemerintahan, memimpin pasukan, menegakkan hukum, bernegosiasi dengan delegasi, mengajar para sahabat, menerima wahyu, dan mendakwahkan Islam, bahkan mengirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia.
Namun, di sela-sela kesibukannya, beliau ternyata seorang yang bertanggung jawab dan penuh perhatian kepada keluarga, kepada anak-istri, cucu, bahkan anak-anak di sekitarnya. Ia sosok pelindung dan seorang yang lemah-lembut terhadap keluarga.
Hal itu seperti yang diakuinya dalam salah satu hadits:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga” (HR al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).
Rasulullah SAW juga sosok penyayang dan ramah kepada anak-anak. Hal ini diakui langsung oleh Anas ibn Malik yang kesehariannya lebih banyak bersama Nabi Muhammad, “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga selain Rasulullah SAW.”
Keakraban Nabi Muhammad kepada mereka terlihat jelas dalam berbagai kesempatan. Pernah pada suatu ketika, ia mencium salah seorang cucunya, al-Hasan ibn ‘Ali. Kejadian itu disaksikan langsung oleh al-Aqra‘ ibn Habis. Al-Aqra‘ pun berkomentar, “Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium.”
Rasulullah SAW menoleh ke arahnya dan menjawab, ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang,” (HR al-Bukhari dan Muslim).