Eramuslim – SEMUA orangtua ingin menyenangkan anaknya sebisa mungkin. Hari ini si kecil bisa dapat sepeda, besok dapat hadiah kue tart, lusa dapat permen, es krim dan diajak senang-senang di pantai. Tapi keinginan menyenangkan si kecil itu seringkali melampaui porsi pendidikan jiwa anak yang seharusnya dan akibatnya justru fatal. Islam mengajarkan keseimbangan dan keadilan. Menyayangi anak adalah sebuah keharusan namun porsinya pantang berlebih, pantang berkekurangan.
Berikut lima kesalahan klasik orangtua dalam mendidik anak:
1. Lebih mementingkan kebutuhan jasmani daripada ruhani atau akhlak.
Tubuh anak memerlukan nutrisi untuk perkembangannya namun jiwanya butuh pendidikan dan teladan dalam membentuk karakternya. Ketika seorang ayah membelikan pakaian atau hadiah mainan, hendaknya seorang ibu mengajarkan rasa bersyukur dan terima kasih. Bilang terima kasih sama ayahmu, nak!
2. Menghardik anak dengan kata-kata kasar.
Kata-kata kasar atau buruk yang dialamatkan orangtua kepada anak akan membekas dan membentuk pribadi buruk sang anak. Sebaliknya kata-kata baik dan pujian yang indah akan membentuk anak sebagaimana kata-kata yang diucapkan. Ketika anak tidak bisa melakukan suatu hal, jangan sekali-kali mengatakan, Bodoh kamu! Lebih baik katakan, Insya Allah kamu bisa, berusaha lagi, nak.