Oleh : Naila Ridla, MSi ( Penggiat CIIA Bidang Kajian Sosial Budaya )
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh.
Wanita muslimah saudaraku…., kita memang diciptakan Alloh penuh keindahan. Keindahan fisik dan suara, semua wanita yang tercipta dalam kesempurnaan pasti memilikinya. Keindahan yang dianugerahkan Alloh untuk dijaga, bukan sebaliknya. Dibuka lebar-lebar hingga makhluk bernama pria siapa pun ia, bisa memandang sepuasnya. Karena pria memang diberi Alloh naluri untuk menyukai keindahan wanita. Wanita cantik itu menarik di mata mereka. Tapi adakah terpikir olehmu bahwa kecantikan ( Beauty ) itu semata anugerah dari pencipta. Bukan prestasi dirimu sendiri. Tak perlu disombongkan dan dipamerkan dengan berlenggak-lenggok di hadapan orang lain. Tak perlu dibanggakan, karena sesungguhnya bukan dirimu sendiri yang berkarya atas kecantikan yang kau miliki.
Apa kau bangga dengan kecantikanmu? Sehingga berani untuk memamerkan kulitmu, tubuhmu, rambutmu, dan semua bagian tubuhmu di depan jutaan pasang mata. Pikirkanlah, andai Alloh menciptakanmu dengan postur tubuh yang pendek, gigi tak beraturan, bibir yang sumbing, kaki yang pincang…masihkah kau berani melangkahkan kakimu di atas catwalk? Masih inginkah kau mengikuti kontes kecantikan? Masih bersediakah kau dinilai orang? Wanita, apakah kau kagum dengan kecantikanmu? Kecantikan yang seiring waktu akan memudar. Tak mungkin selamanya kau miliki dan akan hilang kala kau mati. Hanya berbekas tulang belulang yang bahkan banyak yang takut melihatnya.
Wanita siapapun dirimu…pernahkah terbersit di hatimu, bahwa keindahanmu Alloh berikan adalah sebagai sebuah kado untuk pria bergelar suami saja. Bukan yang lain. Kecantikanmu begitu mahal harganya. Berapapun uang tak mungkin bisa membelinya.
Alloh menyertai penciptaanmu dengan seperangkat “pasukan” untuk melindungimu. Sadarilah betapa hebat pasukan ini menjagamu. Alloh berfirman,” Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” [Qs. al-A’raaf 26].
Demikian juga firmannya dalam surat Al-Ahzab 59 : “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59].
Dengan adanya “pasukan” itu, kelak saat kau dibangkitkan setelah mati akan Alloh minta pertanggungjawabannya. Dirimu ambil “pasukan” itu atau kau campakkan.
Wanita…. kecerdasan intelektual ( Brain ) semua manusia juga punya. Itu adalah modal awal sejak kau ditakdirkan untuk menjadi manusia. Kau tinggal mengasah dan memolesnya agar berguna sebagai bekalmu di dunia dan sakumu di akhirat nanti. Jadi apa pula yang kau banggakan? Apa dirimu merasa hebat saat mampu menjawab berbagai pertanyaan dewan juri? Merasa lebih unggul daripada wanita lain yang tak sudi mengikuti kontes kecantikan? Apa yang disombongkan? Pikirkanlah, mungkinkah dirimu bisa mengikuti ajang putri-putrian andai Alloh takdirkan tercipta idiot, bisu, dan dalam kondisi keterbelakangan mental?
Sesungguhnya, bukan kecerdasan intelektual yang Alloh lihat. Tapi kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang tak cukup dijawab dalam kata. Harus ada tempaan dan deraan hidup, yang akan menunjukkan cerdasmu bukan hanya dalam lisan. Namun dalam hati, pikiran yang terpancar dalam tindakan dan perilaku. Cerdas bukan hanya masalah IQ, nilai raport maupun indeks prestasi. Cerdas adalah kala dirimu menaatiNya. Cerdas adalah saat dirimu memilih jalan syurga. Bukan jalan neraka. Lalu dapatkah dikatakan hebat, kala dirimu memilih mengikuti kontes kecantikan dengan beragam nama kamuflase? Ada Miss World, Miss Universe, Putri Indonesia, Putri Citra dan lain-lain tak terhitung banyaknya. Lalu dirimu pun berdalih atas nama kemajuan dan budaya bangsa. Cerdaskah? Sedangkan disana dirimu harus memakai wewangian, bahkan harus diteliti kemolekan tubuhnya. Dengarlah sabda rosululloh SAW, “Seorang wanita yang mengenakan wewangian kemudian melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka wanita tersebut adalah seorang pelacur [HR An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al-Albani dalam “Shohibul Jami” no. 323 menyatakan bahwa hadits ini shohih.]
Wanita mana saja yang berwangi-wangian lalu keluar, dan melewati satu kaum sehingga mereka mencium baunya, maka wanita itu pezina, dan setiap mata berbuat zina [HR An- Nasa’i ]. Tentu dirimu tak mau disebut pelacur dan pezina bukan?
Wanita muslimah saudaraku…. sekarang tentang kepribadian ( Behavior ). Sesungguhnya Islam begitu sederhana mendefinisikannya. Wanita yang berkepribadian adalah wanita yang teguh menggenggam aturan sang Pencipta. Wanita yang rela membelenggu dirinya sendiri dan hawa nafsunya dalam ketundukkan padaNya. Wanita yang segala pemikiran dan perbuatannya menyandarkan diri pada hukumNya saja. Bukan pada yang lain.
Lihatlah olehmu juara kontes kecantikan beberapa waktu lalu…yang cantik dan katanya cerdas tapi nyatanya perilakunya jauh dari kepribadian yang baik. Sang putri telah menyakiti orangtuanya, dan minggat dari rumahnya. Ternyata menjadi pemenang kontes kecantikan bukan jaminan memiliki kepribadian terpuji. Bukankah seorang yang berkepribadian baik harusnya berbakti pada orangtua? Tak melukai hatinya? Resapilah firman Alloh berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An Nisa: 36). Allah Ta’ala juga berfirman : “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua..”(QS. Al An’am: 151). Allah juga berfirman : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23).
Terbukti bukan..? bahwa kontes kecantikan memiliki ukuran penilaian kepribadian yang tidak jelas. Kepribadian sebatas tentang tatacara makan, gaya berjalan, berpakaian dan atribut fisik, sebagaimana yang diajarkan dalam sekolah kepribadian. Amat sangat dangkal.
Wanita muslimah saudaraku….
Dengan semua fakta ini, ternyata bahwa 3B hanyalah pemanis bibir belaka. Sekedar iklan yang dikemas indah. Kini masihkah dirimu mau dan rela menjerumuskan diri dalam ajang yang bernama kontes wanita? Kontes ini hanyalah bentuk pelecehan terhadap dirimu sendiri. Bayangkanlah ketika diatas panggung, mata pria jelalatan menatap seluruh keindahan bagian tubuhmu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mereka hanya mengagumimu sebagai benda yang indah dan nikmat, bukan sebagai manusia seutuhnya. Renungkan sebuah kalimat ini yang semoga menyentilmu, “… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?” (Dr. Daoed Joesoef, mantan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI).
Jelas bukan? Bahwa dirimu hanya untuk dimanfaatkan dan dijadikan “tumbal” kapitalisme atas nama budaya bangsa. Hanya diposisikan seperti “mesin pencetak uang” berbungkus industri pariwisata. Coba pikirkan….masihkah kau mau menjadi “korban” kepentingan orang-orang yang bahkan tak memperlakukanmu layaknya “manusia”? Seperti tulisan Dr. Daoed Joesoef, “Kalau di zaman dahulu para penguasa (raja) saling mengirim hadiah berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang berkedok lembaga kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik, mengirim perempuan pilihan untuk turut ”meramaikan” pesta kecantikan perempuan di forum internasional.”
Bahkan beliau pun menegaskan, “Stop all those nonsense! Hentikan semua kegiatan pemilihan ratu kecantikan yang jelas mengeksploitasi perempuan dan pasti merendahkan martabatnya!”
Semoga setelah membaca surat ini, dirimu sadar dan segera bertaubat. Semoga wanita lain kaumku pun bisa belajar dan mengambil pelajaran. Mensyukuri nikmat Alloh haruslah pada relNya.
Terakhir, renungkanlah sebuah bait nasihat dari Dr. Adian Husaini yang dimuat dalam hidayatullah.com sebagai berikut :
Jangan kufur! Ingkar perintah dan larangan Tuhan! Apalagi sampai berani menantang Tuhan, dengan (seolah-olah) berkata lantang pada-Nya:
“Tuhan, tolong, jangan campuri urusanku! Ini tubuhku sendiri! Aku punya otonomi penuh untuk mengatur tubuhku! Apakah tubuhku aku jual; aku pertontonkan; aku perlihatkan detil-detil keindahannya kepada para juri dan panitia Miss World; atau aku tutupi; aku punya otonomi penuh mengatur tubuhku! Bukan Engkau wahai Tuhan!Jangan sok ngatur-ngatur aku! Aku berbuat ini demi kepentingan bangsaku; agar pariwisatanya maju; banyak yang mau berkunjung ke tanah airku, setelah keindahan tubuhku dinikmati oleh para makhluk-Mu! Mereka akan tertarik datang ke negeriku, membeli kain sarung yang melilit di tubuhku ini, Tuhan!
Wahai Tuhan, tolong sampaikan kepada ulama-ulama yang sok moralis, yang katanya menjaga moral bangsa. Tutup mulut mereka! Mereka tak paham arti budaya bangsa! Tidak ada yang aku langgar dari nilai-nilai budaya bangsa ini! Bahkan, aku jauh lebih sopan, karena diantara nilai budaya yang masih dilestarikan bangsa kami adalah wanita bertelanjang dada dan laki-laki berkoteka. Kalau ulama-ulama itu tidak suka dengan kontesku ini, diam saja! Urus saja diri mereka sendiri! Silakan demo! Aku tidak peduli! Habiskan energi mereka untuk demo dan teriak-teriak! Aku tidak peduliiii Tuhan!
Wahai Tuhan, sekali lagi, jangan campuri urusan ku! Aku sudah mampu mengatur diriku sendiri. Aturan-aturanmu soal baju itu hanya cocok untuk manusia abad ketujuh! Sekarang zaman sudah maju! Para desainer ku lebih hebat dari Engkau wahai Tuhan dalam memilihkan baju untukku! Karena itu, aku lebih percaya pada pilihan mereka! Bukan pilihan-Mu yang sudah usang dan ketinggalan jaman!
Wahai Tuhan, saksikan wahai Tuhan, aku akan tunjukkan seluruh keindahan tubuhku ini kepada siapa saja yang mau menikmatinya! Panitia telah bekerja keras selama tiga tahun! Ini kontes Miss World, Tuhan! Miss World! Ini Kontes kecantikan, Tuhan! Bukan olimpiade matematika! Biarlah tubuhku dijual oleh mucikari kecantikan! Karena itu yang paling mereka minati, Tuhan! Itu yang mereka mau dariku!
Ha…ha… ha… wahai Tuhan! … heighh… heighh… heighh… Tuuuu… haaannn… tolong sampaikan pada bangsaku… jangan mau dibohongi mucikari… tolong tolong …. Botol lagi… botol lagi…. tambah… tambah…….terusss… terusss… tonton aku…. Lihat tubuhku…. Pandangi terus tubuhku… jangan berhenti… demi kemajuan bangsa… demi budaya bangsa… demi pariwisata…. !!! (Depok, 7 september 2013).*
Wassalamualaikum warohmatullohi wa barokatuh