Jadi apa saja yang dilakukan para istri, seperti bekerja di rumah, mengasuh anak, atau bekerja di luar dalam upaya menjemput rezeki sejatinya harus didedikasikan untuk memperoleh ridha suami. Ridha suami inilah yang berbuah pahala yang agung hingga membuat Allah SWT meridhainya, kemudian surga terindah dipersembahkan untuknya.
Abu Hurairah satu hari bercerita, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, “Siapakah wanita yang paling baik? Nabi SAW menjawab, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. Nasa’i dan Ahmad).
Oleh karena itu, kata Syaikh Nawawi Banten, istri harus merasa malu terhadap suami, tidak berani menentang, menundukkan muka di depan suami, diam ketika suami berbicara, menyambut ketika suami tiba di rumah, menampakkan cintanya kepada suami ketika suami mendekatinya, menyenangkan suami saat akan tidur, dan berparfum.
Bahkan, seorang istri harus membiasakan merawat mulut, membersihkan pakaian, membiasakan diri berhias di hadapan suami, dan tidak boleh berhias diri untuk orang lain. Allah SWT berpesan, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. al-Ahzab/33: 33). (Rol)
Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA