Tidak gentar
Siti Masyitoh tidak gentar terhadap ancaman Firaun. Ia tetap yakin Tuhan yang sesungguhnya ha nya lah Allah, bukan Firaun, raja yang zalim. Pendirian Masyitoh semakin mempermalukan Firaun. Ra ja kejam itu memerintahkan peng awal segera melemparkan Ma syitoh bersama anak-anaknya ke dalam minyak mendidih.
Kisah ini disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa, “Firaun memerintah kan me lemparkan anak Masyitoh satu persatu di hadapan ibunya hingga yang terakhir bayi yang sedang menyusu dalam pelukan Masyitoh.’’
Ibu mana yang tega menyaksikan satu persatu anaknya tergerus minyak panas. Ketika giliran bayi terakhir akan dimasukkan tembaga panas, Masyitoh sempat ragu. Kekuasaan Allah menciptakan bayi itu tiba-tiba bisa bicara, “Jangan takut dan sangsi, wahai ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah SWT, dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita.” Riwayat lain, bayi Masyitoh meyakinkan ibunya, “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar. Wahai ibu masukanlah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.’’ (HR Ahmad).
Kekuatan anaknya membuat keraguan Masyitoh hilang. Dengan yakin dan iklas kepada Allah, Masyitoh membaca, “Bismillahi tawak kal tu ‘alallah wallahu akbar.’’ Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke minyak mendidih. Ajaib, begitu minyak panas menggerus raga orang-orang istiqamah itu tercium wangi yang sangat harum dari dalam kuali.
Allah telah membuktikan kepa da hamba-hamba-Nya yang istiqa mah. Ketika Masyitoh dan anak- anak nya dilemparkan satu persatu ke periuk, Allah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka sehingga mereka tidak merasakan panasnya minyak mendidih.
Tulang belulang Masyitoh bersama anak-anaknya dikubur di suatu tempat hingga mengeluarkan wangi yang sangat harum. Aroma itu tercium oleh Rasulullah SAW ketika perjalanan Isra Mi’raj. “Itulah kuburan Masyitoh bersama anak-anaknya,’’ kata Malaikat Jibril. (rol)