Eramuslim – Ekonomi global kehilangan hampir $ 1 miliar atau Rp1.376 triliun setiap hari karena hilangnya produktivitas dan biaya perawatan kesehatan karena kurangnya penyusuan. Demikian kata para peneliti pada Jumat (12/07/2019).
Sebuah situs web baru yang dikembangkan oleh para peneliti di Kanada dan Asia menunjukkan bahwa dunia bisa menghemat $ 341 miliar setiap tahun jika ibu menyusui anak-anak mereka lebih lama, membantu mencegah kematian dini dan berbagai penyakit. Para pakar kesehatan juga mendesak dukungan untuk ibu menyusui.
“Ini (menyusui) adalah hak asasi manusia, menyelamatkan hidup dan meningkatkan kemakmuran ekonomi,” kata pakar ekonomi kesehatan berbasis di Kanada, Dylan Walters, tentang pentingnya menyusui.
Walters, yang memimpin penelitian di lebih dari 100 negara, mengatakan situs web itu adalah yang pertama dari jenisnya dan bertujuan untuk membantu para pembuat kebijakan untuk mengukur kerugian ekonomi di masing-masing negara ketika mereka tidak mendukung menyusui.
Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) merekomendasikan agar bayi disusui secara eksklusif setidaknya enam bulan pertama mereka, kemudian melakukan pengaturan ASI dan makanan lain sampai mereka berusia dua tahun.
“Menyusui dapat membantu mencegah diare dan radang paru-paru, dua penyebab utama kematian bayi, dan melindungi ibu dari kanker ovarium dan payudara,” menurut badan PBB.
Namun realita menunjukkan hanya 40% bayi di bawah enam bulan yang mendapat ASI eksklusif secara global. Padahal 820.000 kematian anak dapat dihindari setiap tahun jika rekomendasi tersebut diikuti.