Eramuslim – DALAM kehidupan umat Islam, sebagian suami kerap memanggil istrinya umi, sedangan istri memanggil suaminya abi sebagai sapaan mesra. Lalu bagaimana sebenarnya panggilan yang baik kepada pasangan masing-masing menurut agama?
Terdapat perbedaan pendapat mengenai panggilan mesra abi-umi. Dikutip dari buku Fiqih Cinta karya Abdul Aziz Ahmad, dalam satu riwayat Rasulullah SAW memanggil Aisyah dengan sebutan Hmnaz’m (Humairah) yang berarti: wanita kecil berpipi merah. Pada kesempatan lain, Rasulullah memanggil Aisyah dengan kependekan namanya: Aisy.
Suami-istri dapat saling menyapa pasangannya dengan panggilan yang ia suka, terutama nama kecilnya. Karena itulah Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan suami-istri untuk memanggil sesama mereka dengan panggilan ayah-ibu, papa-mama atau abi-umi.
Panggilan-panggilan seperti itu hanya layak untuk tingkat anak-anak ke bawah terhadap orangtua masing-masing. Sedangkan antara suami-istri sebaiknya memanggil nama masing-masing yang disukai.
Nampaknya hanya budaya negara-negara melayu saja yang menggunakan panggilan formil sepérti itu. Sedangkan di negara-negara Arab dan Barat, mereka memanggil pasangannya dengan nama mereka masing-masing. Tidak perlu nama lengkap, tapi nama yang dapat membuat hatinya dekat dan cintanya tergugah.
Sementara menurut Ketua Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) Jakarta Timur Ustadz Asroni Al Paroya, panggilan apapun kepada suami-istri asal dengan tujuan baik adalah sah-sah saja.