(Ibu Rumah Tangga, Domestic Jannah)
Hapeku bermelodi. Sebuah sms datang dari seorang teman kerja, ” aku bener-bener sebel dengan suamiku. Mas Im sering melarangku BBMan sama teman-teman kuliahku. Apalagi sama yang cowok. Padahal itu obat kangenku dengan mereka. Mengenang masa-masa indah dulu. Mas Im sendiri sering BBM an, SMS an sama cewek-cewek. Aku gak suka pun, cuek saja…jalan terus. Katanya alasannya benar dan gak macam-macam. Sama saja menuduhku macam-macam dong. Apa emang begini derita istri, mo komunikasi dengan pria lain mesti izin suami. Giliran suami berhubungan dengan cewek siapa saja istri juga gak diberitahu. Sebel gueeee. Mesti gimana gue??? Gak adil.” Kecut aku membacanya. Aku paham apa yang dirasakan sahabatku itu. Tapi aku juga mengerti sekali dengan tindakan suaminya.
Membahas tentang cemburu, sama seperti membahas tentang cinta. Rumusnya sebenarnya simpel, jika cinta karena Alloh cemburunya pun karena Alloh. Tapi jika cinta karena hawanafsu, maka cemburunya pun karena hawanafsu. Cinta karena Alloh adalah cinta sebab ada pada seseorang sifat dan perilaku yang dicintai Alloh. Dan yang pasti Alloh hanya mencintai sifat dan perilaku yang menaati secara mutlak seluruh perintahNya dan menjauhi laranganNya. Pun, saat ujian menyapa.
Apa sebenarnya cemburu itu? Banyak yang pernah merasakan tapi masih susah saat mendefinisikan. Pengertian paling sederhana adalah rasa tidak suka karena sikap dan perbuatan pasangan dengan orang lain. Ketika suami berjalan, berboncengan berduaan dengan wanita ajnabi, seorang istri sholihah pasti cemburu. Istri sholihah pun akan cemburu ketika didapati suaminya tengah asyik bersms, berbbm, berfesbuk ria dengan wanita asing. Ini cemburu yang benar, cemburu karena Alloh pun cemburu dengan perilaku seorang suami seperti itu. Mungkin bagi sebagian orang biasa, bukan masalah, tapi tidak bagi wanita sholihah. Islam telah mengatur sedemikian rupa bagaimana interaksi antar lawan jenis, sekalipun di dunia maya. Islam melarang berdua-duaan karena yang ketiganya adalah setan. Islam pun mengajarkan interaksi pria wanita hanya dalam tiga hal, pengobatan, pendidikan dan jual beli. Itupun masih lebih afdol dilakukan sesama jenis, kecuali sikon tak memungkinkan.