Eramuslim – Dalam Islam, posisi perempuan sangat dimuliakan meski tidak perlu dipahami sebagai setara dengan laki-laki. Ada banyak dalil dalam Alquran yang menjadikan kedudukan perempuan itu sangat istimewa dan mulia.
Kesetaraan gender sebagaimana yang kerap digaungkan kaum modern cenderung menyisakan bias tersendiri. Kesetaraan gender belum tentu berarti keadilan gender bagi perempuan. Sedangkan dalam Islam, keadilan—terutama bagi perempuan—sangatlah dijunjung tinggi.
Allah SWt berfiman dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 97 berbunyi: “Man amala shalihan min dzakarin aw untsa wa huwa mukminun falanuhyiyannahu hayatan thayyibatan,”.
Yang artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik,”.
Dalam kitab Shahih Muslim pada konteks tertentu, perempuan justru memiliki posisi istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Al-jannatu tahta aqdamil-ummahati,”. Yang artinya: “Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu,”.
Namun demikian meski posisi perempuan sangatlah dimuliakan, perbedaan fisik antara laki-laki dengan perempuan jelas berbeda jauh. Kemampuan fisik perempuan dengan laki-laki pada umumnya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Jika secara hormonal laki-laki lebih berotot dan memiliki tulang serta kulit yang lebih keras dibandingkan perempuan, maka perempuan memiliki hormonal yang berbeda. Seperti dapat mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Hal ini disebut sebagai perbedaaan kodrati.